Abstract:
Bata klinker merupakan salah satu jenis bata yang digunakan sebagai bahan
eksterior bangunan. Pengunaan bata klinker di Indonesia mulai digemari karena memiliki
variasi warna yang cukup banyak walaupun harga bata klinker cukup mahal dibandingkan
jenis bata biasa. Permasalahannya adalah walaupun harganya cukup mahal, produk bata
klinker Indonesia kebanyakan masih berada di dalam kelas III yang merupakan kelas
terendah berdasarkan klasifikasi kelas bata klinker pada SNI 15-4760-1998. Oleh karena
itu, perbaikan kualitas sebaiknya dilakukan untuk menjaga ketertarikan pengunaan bata
klinker.
Salah satu aspek yang menjadi ukuran kualitas bata klinker adalah tingkat
penyerapan air. Perbaikan kualitas aspek ini dapat dilakukan dengan melakukan
perancangan parameter yang mempengaruhi tingkat penyerapan air pada bata klinker.
Faktor-faktor yang ditetapkan sebagai parameter produk dalam penelitian ini adalah
komposisi bahan, gradasi butir, dan tekanan pembentukan. Untuk merancang parameter
tersebut, digunakan response surface methodology yang termasuk ke dalam metode
perancangan eksperimen. Response surface methodology memilki kelebihan pada
visualisasi model dan dapat mengoptimasi nilai tidak hanya pada level faktor yang
ditetapkan di awal, melainkan juga pada interval antar level faktor. Penelitian ini merupakan
lanjutan dari penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo (2016) yang melakukan perbaikan
dengan menggunakan perancangan eksperimen. Pada penelitian tersebut, rancangan
usulan ditentukan berdasarkan rata-rata hasil penelitian dan menghasilkan rata-rata tingkat
penyerapan air sebesar 8,1%.
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan
software MINITAB, didapatkan rancangan parameter yang dapat meminimasi tingkat
penyerapan air bata klinker. Rancangan tersebut adalah sebagai berikut: komposisi bahan
pada level lempung 90,5% dan pasir, gradasi butir pada level 0,149 mm, dan tekanan
pembentukan pada level 7 ton. Melalui percobaan konfirmasi, didapatkan bahwa
rancangan tersebut menghasilkan rata-rata tingkat penyerapan air sebesar 7,87%.