Abstract:
Industri alas kaki merupakan industri padat karya yang membutuhkan ketampilan
dalam proses produksinya. Di Indonesia, industri alas kaki terbagi menjadi sektor formal
dan sektor informal. Secara umum, pekerja dan pengelola bengkel pada sektor alas kaki
informal memiliki latar belakang pendidikan yang rendah. Persepsi dan pengetahuan
mereka mengenai keselamatan juga rendah. Sementara dalam kegiatan sehari-harinya,
interaksi pekerja terhadap perkakas & mesin berbahaya serta bahan-bahan B3
merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Selain itu, kondisi kerja yang relatif buruk
dapat menjadi kondisi tidak selamat di lingkungan kerja. Dengan demikian, pada sektor
alas kaki informal ini, diperlukan suatu upaya dalam perbaikan lingkungan kerja.
Participatory Ergonomics merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam
upaya perbaikan lingkungan kerja.
Penelitian ini dilakukan pada tiga bengkel alas kaki informal Cibaduyut. Langkah
yang dilakukan mencakup evaluasi dan analisis kondisi lingkungan kerja serta evaluasi
iklim keselamatan. Evaluasi dan analisis kondisi lingkungan kerja dilakukan dengan
menggunakan instrumen lembar periksa yang terdapat pada ILO-PATRIS (Pelatihan Aksi
Bersama Untuk Sektor Informal). Kemudian, persepsi pekerja dan pengelola bengkel
mengenai keselamatan dievaluasi menggunakan metode The Nordic Occupational
Safety Climate Questionnaire (NOSACQ-50).
Berdasarkan hasil NOSACQ-50, rata-rata iklim keselamatan pekerja memiliki
nilai rendah (dimensi 1) dan cukup rendah (dimensi 2,3,5). Sedangkan, rata-rata iklim
keselamatan pengelola memiliki nilai rendah (dimensi 5) dan cukup rendah (dimensi 1).
Berdasarkan ILO-PATRIS, dihasilkan beberapa aspek perbaikan prioritas yang harus
diterapkan pada lingkungan kerja, mencakup lingkungan fisik, bangunan, fasilitas
kesejahteraan, ergonomi, peralatan kerja, peralatan perlindungan diri (PPD) dan
pengelolaan harian. Berdasarkan Participatory Ergonomics, terdapat beberapa solusi
perbaikan yang berhasil diaplikasikan selama penelitian diantaranya : peningkatan
sirkulasi udara pada pekerja upper & lasting, peningkatan sumber pencahayaan alami
pada ruang grinding, peningkatan kenyamanan pada perkakas, perancangan alat
pelindung jari, modifikasi kursi kerja dengan sandaran, serta instalasi plafon untuk
menutup sumber berbahaya dari atap Asbes.