Abstract:
Kelelahan ditengarai sebagai salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja.
Berbagai usaha telah dilakukan agar risiko kecelakaan kerja akibat kelelahan dapat
diminimasi. Salah satu caranya adalah dengan melakukan pengujian kebugaran kerja
sebelum seseorang melakukan pekerjaannya. Uji kebugaran kerja bertujuan untuk
mengevaluasi kondisi kebugaran seseorang sebelum bekerja sehingga kondisi kelelahan
dapat dideteksi lebih awal. Salah satu cara pengujian kebugaran adalah pengujian
kecepatan reaksi dengan Psychomotor Vigilance Task (PVT). Terdapat 2 buah
parameter PVT yang sering digunakan yaitu 1/RT dan number of lapses. Kedua
parameter belum memiliki batas nilai, sehingga dari hasil yang diperoleh sulit untuk
ditarik suatu kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan rentang batas
kecepatan reaksi PVT untuk pria dengan usia 18-25 tahun, selain itu akan ditentukan
parameter mana yang lebih baik dalam menunjukan seseorang yang bugar atau tidak
bugar.
Terdapat 32 partisipan yang terlibat dalam penelitian. Penelitian diawali dengan
mengambil data BMI, temperatur tubuh, durasi tidur, dan efisiensi tidur. Pengujian PVT
dilakukan selama 5 menit sekaligus diambil data gelombang otak menggunakan
electroencephalography (EEG). Data gelombang otak dapat diolah menjadi rasio tingkat
kantuk dengan menggunakan software MATLAB R2009A. Untuk menentukan rentang
batas kecepatan reaksi digunakan beberapa pengujian statistik dimulai dari pengujian F
dan t, pengujian korelasi, hingga regresi linier
Berdasarkan pengujian statistik yang telah dilakukan ditemukan beberapa
kesimpulan. Hanya variabel durasi tidur berpengaruh secara parsial terhadap parameter
PVT (1/RT dan number of lapses). Parameter 1/RT dan number of lapses memiliki
kemampuan yang sama dalam mendeteksi kelelahan berdasarkan EEG. Rentang batas
kecepatan reaksi untuk parameter 1/RT untuk kondisi cukup tidur (7-9 jam) adalah 2,33-
2,57 reaksi / detik, sedangkan untuk parameter number of lapses untuk kondisi cukup
tidur (7-9 jam) adalah 1-4 lapses.