Abstract:
Autisme merupakan suatu gangguan yang memerlukan perhatian khusus dengan
dilakukannya terapi sehingga dapat meminimasi gangguan yang ada. Penelitian
dilakukan di Yayasan Percik Insani, dimana penyandang autis pada Yayasan tersebut
berusia 13 sampai 17 tahun. Kegiatan yang dilakukan remaja autis di Yayasan adalah
kegiatan keterampilan untuk mempersiapkan mereka menuju dunia kerja. Dalam
prakteknya, remaja autis mengalami kesulitan ketika mengikuti kegiatan keterampilan
yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa saja yang menjadi
kebutuhan akan alat pelatihan yang bisa digunakan sebagai sarana pelatihan remaja
autis sebelum mereka menjalankan kegiatan keterampilan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah design partisipatif, yaitu
metode yang memungkinkan user untuk terlibat dalam setiap tahapan penelitian. Pada
penelitian ini secondary user yaitu ahli terapi akan terlibat dalam setiap tahapan
penelitian. Terdapat 5 tahapan utama yang dilakukan dalam penelitian ini, diantaranya
adalah identifikasi kebutuhan user dengan melakukan wawancara dengan ahli terapi.
Kemudian perancangan dan pemilihan alternatif konsep alat pelatihan dengan design
workshop yang melibatkan 4 orang ahli terapi dan 4 orang designer. Selanjutnya,
pembuatan medium fidelity prototype, evaluasi prototype yang melibatkan user, dan
usulan perbaikan prototype.
Berdasarkan tahapan perancangan yang telah dilakukan, dihasilkan 18
secondary needs yang dirangkum menjadi 13 primary needs yang diperolah dari proses
identifikasi kebutuhan user. Dari proses design workshop dihasilkan 4 alternatif
rancangan konsep yang kemudian dihasilkan 1 konsep terpilih. Konsep akhir memiliki 6
macam pelatihan yaitu, tombol dengan 3 dan 4 macam warna, menggambar dengan
mengikuti pola gambar, permainan menelusuri labirin, permainan dengan joystick, dan
membuat gambar dengan memasukkan pin warna ke lubang-lubang yang sudah
disediakan. Setelah itu dilakukan pembuatan prototype yang selanjutnya akan dievaluasi
dengan tiga metode diantaranya adalah melakukan observasi disertai komentar,
pengisian kuesioner, dan wawancara. Dari hasil evaluasi, dilakukan konfirmasi yang
menunjukkan bahwa prototype yang dihasilkan sudah baik dan akan diperbaiki agar
menghasilkan rancangan yang dapat memenuhi kebutuhan user dengan lebih maksimal.