Abstract:
Rimpang temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) mengandung dua komponen utama yang berkhasiat obat, yaitu minyak atsiri dan kurkuminoid. Kurkuminoid temulawak
terutama terdiri atas kurkumin dan desmetoksi kurkumin. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari penggunaan proses kristalisasi dalam pemisahan dan pemurnian kurkumin
dari rimpang temulawak. Rimpang yang digunakan adalah serb uk kering yang bebas dari minyak atsiri. Serbuk rimpang disiapkan dengan dua cara, yaitu distilasi uap dan ekstraksi minyak atsiri dengan heksan. Kurkuminoid dalam serbuk rimpang diekstraksi dengan aseton, kemudian dikeringkan. Padatan kurkuminoid yang terbentuk dilarutkan dalam diklorometan-metanol (98:2). Senyawa resin dalam larutan kurkuminoid diadsorpsi
dengan silika gel G 60. Setelah pelarut diuapkan, padatan kurkuminoid yang bebas senyawa resin dilarutkan dalam aseton. Kurkumin diendapkan dengan menambahkan
heksan. Proses kristalisasi dilakukan dengan menyimpan larutan dalam campuran asetonheksan selama semalam pada suhu kamar dan suhu sekitar 5derajat C. Kemurnian kurkumin
ditingkatkan dengan proses rekrislalisasi pada kondisi yang sarna. Kemurnian kurkumin dari setiap tahap kristalisasi ditentukan dengan spektrofotometri setelah dipisahkan dari desmetoksi kurkumin. Pemisahan kedua senyawa kurkuminoid tersebut dilakukan dengan
kromatogrfi lapis tipis, dielusi menggunakan pelarut diklorometan-metanol. Dari penelitian ini diamati bahwa dengan proses rekristalisasi kemumian kurkumin meningkat
dari 78% (pada ekstrak kurkuminoid) menjadi 97% pada kristalisasi suhu kamar. Proses kristalisasi pada suhu sekitar 5derajat C menghasilkan kurkumin dengan tingkat kemurnian hingga 94%.