Abstract:
‘Kota Kreatif’, sekilas kata tersebut terlampau imajinatif dan mungkin hanya ada dalam lamunan metafisika. Pertanyaan retoris tentang ’utopia’ ataukah ‘distopia’ yang melekat pada label ‘kota kreatif’ tentu bukan hal yang ganjil. Suatu hal yang utopis ketika kota kreatif menjadi riil, ketika kini masyarakat kota dicirikan secara distopis dengan serangkaian wajah dehumanisasi dan minimnya fasos-fasum. Namun akankah yang utopia itu nyata ataukah hanya impian semata? Menjadi kerinduan yang tak pernah terhadirkan? Tegangan-tegangan paradoksal seputar tumpang tindihnya impian kota kreatif kiranya menarik untuk ditelisik lebih jauh. Berangkat dari riset secara online tentang ‘kota impian’ yang menampung aspirasi masyarakat tentang kota-kota yang diimajinasikan, penelitian ini merupakan konsekuensi lebih lanjut melihat secara riil situasi yang terjadi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan kota impian dengan kondisi—ramah lingkungan, adanya infrastruktur dan transportasi yang memadai, suasana kota yang nyaman, kondisi sosial masyarakat yang aman, seni dan budaya yang kreatif, faktor ekonomi yang memadai dan sistem pemerintahan yang ideal—rupanya mulai bermunculan di beberapa kota di Indonesia. Bandung adalah salah satu kota yang mengindikasikan terwujudnya kota kreatif yang menjadi salah satu impian masyarakat. Seni dan budaya kreatif masyarakat dan dukungan pemerintah daerah kota Bandung menjadi modal dasar terciptanya kota kreatif.