Abstract:
Transportasi merupakan faktor yang sangat penting untuk perkembangan ekonomi suatu wilayah. Di Sumatera, khususnya Sumatera Selatan terdapat sumber daya batu bara yang cukup besar (mencapai 22,4 miliar ton). Oleh karena itu, sumber daya batu bara di Sumatera Selatan ini merupakan salah satu sumber penggerak utama roda perekonomian nasional dari sektor ESDM. Hal ini menyebabkan kebutuhan pergerakan/transportasi untuk komoditas batu bara sangatlah tinggi. Akan tetapi, tingkat transportasi batu bara ini masih sangat kecil dibandingkan dengan cadangan yang dimiliki (produksi dan transportasi batu bara hanya sekitar 20 juta ton per tahun). Transportasi yang kurang efisien, mahal, dan lambat merupakan salah satu faktor yang membuat produksi batu bara di Sumatera Selatan tidak mencapai potensi produksi yang seharusnya bisa lebih besar. Salah satu penyebab utama dari permasalahan transportasi ini adalah terjadinya beberapa kali perpindahan moda pada proses pengangkutan batu bara, yang menyebabkan proses transportasi menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, dilakukan perancangan jalan rel Simpang-Mariana ini untuk membuat transportasi batu bara menjadi lebih cepat dan lebih efisien. Jalan rel Simpang-Mariana ini merupakan jalan rel untuk rangkaian panjang dengan kelas jalan I dengan single track dan lebar sepur 1435mm sepanjang 32,942 km. Jalan rel ini direncanakan dengan 11 lengkung horizontal (dengan jari-jari 1400 m) dan 20 lengkung vertikal (dengan jari-jari 8000m). Sistem bongkar muat angkutan batu bara di Pelabuhan Mariana dirancang dengan menggunakan RCD (Rotary Circle Dumper).