Abstract:
Seni arsitektur bangunan pada masa Hindu-Budha di Jawa dipengaruhi oleh tradisi
yang berasal dari India. Penelitian selama ini dilakukan hanya membahas pengaruh dari
India. Melihat dari elemen-elemen dan sosoknya sebenarnya tidak hanya India saja yang
mempengaruhi, namun adapula yang diperkirakan berasal dari Cina, khususnya pada candi-candi Klasik Muda pada masa Majapahit. Kebudayaan yang paling dekat dengan Nusantara
selain India adalah Cina. Penelitian tentang pengaruh arsitektur Cina terhadap arsitektur
candi Nusantara belum pernah dilakukan. Jawa telah mempunyai hubungan dengan Cina
sejak jaman Dinasti Tang di Cina dan menguat pada jaman Majapahit, meskipun dengan
intensitas yang terbatas. Oleh karena itu dalam studi ini akan dicari wujud pengaruh unsur-unsur Cina tersebut dalam arsitektur candi di Jawa berupa konsep desain, wujud sosok 3D,
ornamentasi, dsb. Diperkirakan arsitektur Cina mempengaruhi bangunan di Jawa melalui
aliran SiwaBudha yang masuk ke Nusantara sejak abad ke-9. Aliran ini diperkirakan
penyebarannya juga melalui Cina. Hal ini menunjukkan bahwa penyebarannya tidak hanya
berasal dari India saja.
Kajian ini menunjukkan bahwa pengaruh arsitektur Cina pengaruhnya semakin
menguat pada masa Majapahit dan Singosari, khususnya pada bangunan candi klasik muda
yang khas. Pengaruh ini juga melanda teknik pertukangan kayu yang dipergunakan kemudian
sampai pada masa Islam di Jawa. Silang Budaya tidak dapat ditolak, termasuk masuknya
pengaruh Cina. Cina biasanya dikaitkan dengan arsitektur pesisiran dan perkayuan pada
masa Majapahit dan Islam. Namun demikian kajian diatas menunjukkan bahwa pengaruhnya
juga masuk dalam konteks bangunan batunya, yakni percandian. Seperti halnya India,
pengaruh Arsitektur Cina tidak diambil begitu saja, melainkan disesuaikan dengan kondisi
budaya yang ada di Jawa pada saat itu. Fenomena penyesuaian atau penciptaan kreatifitas
yang mandiri nampak pada arsitektur batu gaya klasik muda dan meru ditunjukkan dengan
sosok yang berbeda dengan pagoda Cina.