Program capacity building untuk pendidik di Kabupaten Sumba Barat Daya : kerjasama dengan STKIP Weetebula

Show simple item record

dc.contributor.author Sukmana, Agus
dc.contributor.author Iskandarsyah, Triyana
dc.contributor.author Chendra, Erwinna
dc.contributor.author Adhitya, Doni Priza
dc.contributor.author Dewiyani
dc.contributor.author Panditha, Ch. Helda Resa
dc.date.accessioned 2017-11-09T09:45:57Z
dc.date.available 2017-11-09T09:45:57Z
dc.date.issued 2016
dc.identifier.other 142877
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/3922
dc.description.abstract Sering dengan pembangunan ekonomi yang semakin berorientasi kepada mekanisme pasar serta adanya pergeseran struktur perekonomian, ketimpangan pembangunan antar wilayah di Indonesia merupakan hal yang sulit dihindari. Kesenjangan antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa demikian pula kesenjangan antara kawasan Barat Indonesia dan kawasan Timur Indonesia. Percepatan pembangunan, khususnya di Kawasan Timur Indonesia seperti Pulau Sumba, masih menghadapi banyak kendala, seperti infrastruktur, sumber daya manusia (SDM), kelembagaan, dan lain-lain. Kapasitas SDM menjadi salah satu kunci keberhasilan pencapaian kinerja dalam suatu daerah atau lembaga. Pulau Sumba adalah sebuah pulau di ujung barat provinsi Nusa Tenggara Timur. Seperti pada umumnya daerah di Kawasan Timur Indonesia, banyak paradoks terlihat di Pulau Sumba. Dibalik keindahan alam, justru kemiskinan dan ketertinggalan pembangunan banyak dijumpai di sana. Meskipun banyak sekolah dasar didirikan swasta sejak awal tahun 1900 di Pulau Sumba, namun kualitas pendidikan tidaklah dapat disejajarkan dengan sekolah pada umumnya di Pulau Jawa. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Weetebula berlokasi di Desa Karuni Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT. STKIP adalah satu-satunya perguruan tinggi di Pulau Sumba yang mengkhususkan diri mendidik para calon guru sekolah dasar dan menengah. Mitra menjadi pintu akses kami kepada para guru dan calon guru di Sumba Barat Daya. Permasalahan umum pendidikan di Sumba Barat Daya antara lain adalah: (1) Pendekatan pembelajaran terutama untuk pendidikan sekolah dasar kelas rendah; (2) Monitoring oleh masyarakat (orangtua) tidak berjalan dengan baik; (3) Peningkatan kemampuan guru agar dapat setara dengan guru yang memenihi kualifikasi sebagai pendidik jarang dilakukan atau kurang difasilitasi; (4) Sarana dan prasarana pendidikan yang tidak memadai mempersulit guru untuk mengembangkan diri. Pelaksanaan kegiatan pengabdian adalah tanggal 8-16 Oktober 2016 dan 11-17 Desember 2011. Kegiatan berbentuk Workshop dan kunjungan ke sekolah-sekolah. Workshop diselenggarakan dua bagian. Bagian pertama membahas materi: (1) Menjadi Pribadi yang Efektif-Kemenangan Pribadi, dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa pendidik adalah seorang pemimpin dalam masyarakat, harus mampu menjadi agen perubahan dalam komunitasnya. (2) Menjadi Pendidik di Abad 21, dengan pemikiran proses pembelajaran harus mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan di abad 21. Keterampilan-keterampilan tersebut (21st Century Skills) adalah Komunikasi, Kolaborasi, Berpikir Kritis, dan Kreatif. Bagian kedua membahas materi: (3) Menjadi Pendamping Anak, dilatarbelakangi untuk membekali para pendidik agar mampu mendampingi siswa-siswanya lebih baik dan memahami sisi psikologis para siswanya. Melalui program ini diharapkan bahwa para pendidik dapat mengubah cara mendidik yang selama ini terjadi di Sumba, yang dinilai cukup "keras". (4) Menjadi Pribadi yang Efektif-Kemenangan Publik melalui empat kebiasaan. Workshop bagian pertama dan kedua diikuti oleh masing-masing 72 orang dan 59 orang peserta. Kegiatan kunjungan dilakukan terhadap 8 sekolah dasar di Kabupaten Sumba Barat Daya. Kunjungan ke sekolah bertujuan untuk lebih memahami kondisi dan kebutuhan pendidikan dasar di Sumba Barat Daya. Kesimpulannya adalah perkembangan pendidikan di daerah, khususnya di Sumba Barat Daya tidak sepesat di Pulau Jawa. Potensi pendidik di Sumba cukup besar, yang ditunjukkan dengan antusias yang tinggi untuk belajar hal yang baru dan mereka juga cukup kreatif. Namun potensi tersebut belum berkembang karena kurangnya dukungan dari pihak luar, masih terbatasi oleh paradigma dan budaya setempat. Program-program seperti ini menjadi salah satu alternatif untuk mengembangkan kapasitas pendidik Sumba Barat Daya. Namun demikian perlu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan untuk periode waktu yang cukup panjang. en_US
dc.publisher Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNPAR en_US
dc.subject capacity building en_US
dc.subject METODE PENDIDIKAN en_US
dc.title Program capacity building untuk pendidik di Kabupaten Sumba Barat Daya : kerjasama dengan STKIP Weetebula en_US
dc.type Community Service Reports en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account