Abstract:
Di Indonesia pada umumnya penggunaan pondasi tiang sering digunakan untuk proyek-proyek yang dimana penggunaan pondasi dangkal tidak dimungkinkan. Ada dua jenis pondasi tiang yang digunakan yaitu pondasi tiang bor dan pondasi tiang pancang. Pada proses perancangan pondasi tiang digunakan beberapa metode untuk memprediksi daya dukung dari pondasi. Untuk menguji keandalan dari prediksi tersebut perlu dilakukan uji pembebanan. Pada umumnya uji pembebanan dapat dibagi dua yaitu uji pembebanan statik dan uji pembebanan dinamik. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil dari prediksi metode konvensional dengan hasil daya dukung dari uji pembebanan. Studi kasus dalam penelitian ini adalah Proyek LRT Palembang Zona 1. Terdapat tiga tiang pancang yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu tiang P 103, P26, dan tiang P 10. Hasil dari uji PDA didapatkan dari tiga tiang di atas sedangkan untuk uji pembebanan statik hanya ada satu yaitu pada posisi yang berdekatan dengan tiang P 103. Uji pembebanan statik dianggap mewakili dari tiga tiang pondasi di atas. Setelah hasil dikomparasi metode analitis Vijayvergiya & Focht memiliki hasil yang paling mendekati dengan uji pembebanan