Abstract:
Penggunaan semen pada pembuatan beton dan mortar menimbulkan polemik dikarenakan produksi semen yang menghasilkan emisi gas rumah kaca dapat merusak lingkungan hidup dan menyebabkan pemanasan global. Maka untuk mengatasi hal tersebut digunakan bahan limbah yang dapat menggantikan semen yaitu fly ash. Untuk menggantikan semen, fly ash diaktifkan menggunakan aktivator alkali. Campuran dari pasir, fly ash dan aktivator ini disebut dengan mortar geopolimer.
Pada penelitian ini diteliti campuran mortar dengan 4 variasi molar yaitu 8M, 10M, 12M, dan 14M. Variasi komposisi fly ash dan pasir yang digunakan 1:2 dan 1:3. Rasio dari alkali aktivator Na2SiO3:NaOH. menggunakan 3 variasi yaitu 3:2, 4:2 dan 5:2. Propertis mortar yang ditinjau adalah kuat tekan. Benda uji yang digunakan pada penelitian ini berbentuk kubus dengan ukuran 50 mm x 50 mm x 50 mm dengan jumlah total 72 benda uji dan diuji pada umur 28 hari.
Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa sodium hidroksida dengan molaritas 14M menghasilkan kuat tekan paling tinggi dari ke 4 variasi molar dengan kuat tekan sebesar 27,13 MPa. Untuk perbedaan komposisi fly ash dan pasir 1:2 dan 1:3 tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kuat tekan yaitu dengan perbedaan hanya 0,26%-9,3%, namun dapat dikatakan komposisi fly ash dan pasir 1:2 cenderung memberikan kuat tekan yang lebih besar. Sedangkan semakin tinggi rasio aktivator Na2SiO3:NaOH, semakin tinggi kuat tekan yang dihasilkan. Pada penelitian ini rasio antara Na2SiO3:NaOH = 5:2 memberikan nilai kuat tekan tertinggi yaitu 27,13 MPa.