dc.description.abstract |
Di era modern seperti saat ini, dimana hampir seluruh jenis usaha menjadi sangat kompetitif, setiap perusahaan harus dapat menunjukan kemampuannya agar dapat bersaing dengan para pesaingnya untuk mencapai tujuan perusahaan. Hal ini terjadi pada jenis usaha yang bergerak dibidang kuliner, salah satunya yaitu Restoran EB. Salah satu kunci untuk memenangkan persaingan pada dunia usaha yang kompetitif yaitu dengan melakukan inovasi. Maka dengan itu, restoran membuat inovasi baru dimana aneka jenis menu yang ditawarkan dengan harga yang terjangkau. Maka dengan itu, restoran harus dapat melakukan efisiensi pada biaya. Salah satu biaya yang dapat dikendalikan yaitu biaya persediaan. Restoran menawarkan berbagai macam menu sehingga persediaan yang dimiliki dalam jumlah yang banyak dan beranekaragam. Hal ini dapat menimbulkan berbagai macam masalah seperti kehabisan bahan baku dan kerusakan bahan baku. Selama ini restoran menganggap biaya persediaan hanya sebesar biaya beli saja, namun pada kenyataannya tidak. Efisiensi biaya persediaan dapat dilakukan dengan memilih metode pengelolaan persediaan yang paling tepat. Dalam memilih metode persediaan yang akan diaplikasikan pada restoran, restoran harus dapat memenuhi syarat kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui apakah suatu metode dapat diaplikasikan secara nyata.
Biaya persediaan adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menangani persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Biaya persediaan diklasifikasikan kedalam enam elemen yaitu biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya kehabisan barang, biaya kualitas, dan biaya kerusakan barang. Untuk melakukan efisiensi pada biaya persediaan restoran dapat menggunakan metode pengelolaan persediaan yang terdiri dari metode economic order quantity dan metode just in time. Dalam mengaplikasikan metode yang akan dipilih, perusahaan harus memenuhi syarat kualitatif dan kuantitatif. Syarat kualitatif untuk mengetahui apakah suatu metode dapat diaplikasikan berdasarkan kemampuan gudang dan pada syarat kuantitatif dilakukan dengan perhitungan biaya. Dalam perhitungan biaya cukup menghitung pada biaya persediaan yang relevan saja. Biaya yang relevan yaitu biaya yang akan timbul dimasa yang akan datang dan akan berubah pada setiap alternatif yang dibuat.
Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah pengelolaan persediaan bahan baku makanan yang dikelola oleh Gudang EB. Pada penelitian ini, hanya meneliti dua jenis bahan baku dari dua kategori. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berhubungan dengan masalah. Penulis menghitung dan membandingkan biaya persediaan yang timbul berdasarkan sistem yang diaplikasikan gudang saat ini, metode economic order quantity (EOQ), dan metode just in time (JIT).
Berdasarkan dari hasil penelitian, Gudang EB belum menggunakan metode dalam mengelola persediaan. Pembelian persediaan hanya didasarkan dari estimasi dari pengalaman masa lalu. Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan akan lebih baik Gudang EB menggunakan metode EOQ dalam mengelola persediaan. Dari hasil syarat kualitatif, biaya yang dihasilkan, dan jenis bahan baku sangat mendukung jika pengelolaan persediaan digunakan dengan metode EOQ. Untuk saat ini, khususnya pada kategori 1 pengelolaan persediaan belum dapat menggunakan metode JIT karena masih terdapat permasalahan yang harus dibenahi dahulu. Dalam menggunakan metode EOQ, penulis memberikan beberapa saran seperti pengelolaan persediaan menggunakan metode EOQ dan diaplikasikan kepada persediaan bahan baku lainnya. Lalu untuk mencegah terjadinya kerusakan bahan baku yang tinggi, Gudang EB dapat melakukan pengecekan rutin terhadap freezer yang dimiliki karena sering terjadi kerusakan secara mendadak serta melakukan perbaikan terhadap sistem penyimpanan terhadap bahan baku yang sering menyebabkan kerusakan bahan baku. |
en_US |