Abstract:
Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu memperoleh laba yang maksimal dan mempertahankan keberlangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang. Tanpa adanya keuntungan, maka perusahaan akan sangat sulit untuk bertahan dalam jangka panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan membutuhkan modal kerja yang cukup untuk menjalankan kegiatan operasinya. Salah satu elemen modal kerja yang penting untuk diperhatikan adalah piutang usaha. Piutang usaha timbul akibat adanya penjualan barang atau jasa secara kredit. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang usaha terhadap profitabilitas perusahaan yang diukur dengan menggunakan rasio return on total assets dan net profit margin.
Pengawasan piutang usaha sangat penting sebab tanpa pengawasan, piutang akan mencapai tingkat yang berlebihan yang dapat menyebabkan arus kas akan menurun dan adanya piutang ragu-ragu yang akan mengurangi laba yang diperoleh. Semakin tinggi perputaran piutang, maka semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dapat diubah menjadi kas. Pada tingkat perputaran piutang yang tinggi maka kemungkinan terjadinya piutang tidak dapat tertagih dapat diminimalkan dan piutang yang kembali menjadi kas dapat digunakan kembali untuk kegiatan operasi perusahaan.
Objek penelitian yang digunakan adalah PT. Unilever Indonesia Tbk. Dalam melakukan penelitian ini digunakan the hypothetico-deductive method. Desain pada penelitian ini termasuk ke dalam studi kausal. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan jangka waktu 10 periode pelaporan keuangan tahunan (2006-2015). Adapun teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah studi kepustakaan melalui buku, website perusahaan, dan sumber-sumber lain yang relevan untuk dijadikan sebagai penunjang dalam penelitian ini. Selain itu, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistika deskriptif, analisis koefisien korelasi, analisis koefisien determinasi, analisis regresi sederhana, dan uji hipotesis.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, pada tingkat signifikansi (α) 5% perputaran piutang usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap return on total assets (ROA) pada PT Unilever Indonesia Tbk. dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2015. Sedangkan pada tingkat signifikansi (α) 10% perputaran piutang usaha berpengaruh signifikan terhadap return on total assets (ROA) pada PT Unilever Indonesia Tbk. dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2015. Selain itu, pada tingkat signifikansi (α) 5% perputaran piutang usaha berpengaruh signifikan terhadap marjin laba bersih (net profit margin) pada PT Unilever Indonesia Tbk. dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2015. Berdasarkan hasil perhitungan regresi sederhana, hubungan perputaran piutang usaha terhadap return on total assets (ROA) dan marjin laba bersih (net profit margin) berlawanan. Jadi, apabila perputaran piutang usaha meningkat maka return on total assets (ROA) dan marjin laba bersih (net profit margin) akan menurun. Hal ini dapat dipengaruhi oleh pengelolaan piutang usaha yang kurang tepat. Kebijakan kredit dan kebijakan penagihan yang terlalu ketat dapat memperkecil jumlah piutang usaha yang tertanam. Hal tersebut dapat mempengaruhi pada penjualan dan selanjutnya dapat mempengaruhi profitabilitas.