Abstract:
CV Berdikari merupakan perusahaan yang cukup besar di bidang tekstil yang terdiri dari 500 karyawan. Dalam bagian produksinya, terdapat empat buah divisi produksi yaitu divisi benang, tenun, rajut, dan inspeksi. Selama ini CV Berdikari belum melakukan perencanaan serta pengendalian produksi pada divisi rajut dan sering ditemukan adanya kain yang cacat diakibatkan oleh benang yang kurang baik dan mudah putus. Oleh karena itu, peneliti ingin meneliti CV Berdikari dalam mengevaluasi perencanaan dan pengendalian kegiatan produksi yang dilakukan selama ini untuk mengurangi tingkat kecacatan produk yang terjadi pada divisi rajut. Maka perlu dilakukannya pemeriksaan operasional terhadap perencanaan dan pengendalian produksi untuk memastikan apakah proses operasi perusahaan sudah berjalan dengan efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Pemeriksaan operasional adalah pemeriksaan untuk menganalisis operasi dan aktivitas intern untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki. Proses produksi merupakan suatu cara, metode, dan teknik dalam menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana yang tersedia. Perencanaan dan pengendalian produksi merupakan perencanaan dan pengorganisasian yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu di masa depan yang aktivitas pengerjaannya dikelola agar waktu penyelesaian yang telah ditentukan terlebih dahulu dapat dicapai dengan efektif dan efisien.
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskripsi studi dengan menggunakan data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari perusahaan yang diteliti dalam bentuk wawancara dan observasi kegiatan produksi yang terjadi. Data sekunder diperoleh dari data pendukung berupa surat jalan, surat penerimaan barang, kartu inventory, laporan hasil produksi di bagian rajut dan dokumen intern yang terjadi di dalam kegiatan produksi bagian rajut yang dimiliki perusahaan. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah analisis secara kualitatif dan kuantitatif.
Pada bagian perencanaan dan pengendalian produksi juga belum berjalan dengan efektif dan efisien karena instruksi kerja hanya disampaikan secara lisan serta sering terjadi penerimaan order berlebihan melampaui kapasitas produksi yang ada dan pengendalian kualitas terhadap bahan baku yang masuk ke gudang belum dilakukan dengan baik. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan peneliti pada CV Berdikari, diketahui kerugian pada jenis bahan baku Polyester yang terjadi selama tahun 2015 yang dialami perusahaan berupa total biaya listrik terkait kain cacat yang tidak bisa dirework sebesar Rp 1.874.685 dan total biaya tenaga kerja terkait kain cacat yang tidak bisa dirework selama tahun 2015 yang terjadi sebesar Rp 7.919.858. Kerugian yang dialami perusahaan pada jenis bahan baku Tetoron Rayon yang terjadi selama tahun 2015 berupa total biaya listrik terkait kain cacat yang tidak bisa dirework sebesar Rp 1.002.935 dan total biaya tenaga kerja terkait kain cacat yang tidak bisa dirework selama tahun 2015 yang terjadi sebesar Rp 4.206.654. Total kerugian penjualan kain cacat untuk mengurangi kerugian terkait kain cacat selama tahun 2015 yang terjadi pada jenis bahan baku Polyester dan Tetoron Rayon adalah sebesar Rp 366.240.673 dan Rp 213.350.939. Selain itu, diketahui juga persentase total kain cacat selama tahun 2015 pada jenis bahan baku Polyester dan Tetoron Rayon adalah sebesar 2,16% dan 1,87% dari total produksi kain. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan pemeriksaan operasional secara rutin terhadap proses perencanaan dan pengendalian kegiatan produksi sehingga perusahaan dapat mengetahui kelemahan yang terjadi.