dc.description.abstract |
Dalam dunia bisnis, persaingan membuat perusahaan menjadi semakin kompetitif yang mendorong perusahaan agar dapat mempertahankan laba perusahaan. Perusahaan berusaha bersaing untuk mendapatkan laba yang besar dengan pendapatan yang tinggi dan biaya yang efisien. Perhitungan biaya dapat menghasilkan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk mengambil tindakan untuk mengurangi biaya. Perusahaan memperbaiki perhitungan biaya agar biaya yang dibebankan sesuai dengan konsumsi biaya yang seharusnya. Untuk memperbaiki perhitungan biaya, perusahaan membutuhkan perhitungan biaya yang akurat sehingga mampu memperoleh informasi yang akurat dan perusahaan dapat menggunakan informasi itu untuk mengambil tindakan dalam meningkatkan laba perusahaan.
Upaya perusahaan memperbaiki perhitungan biaya adalah dengan menerapkan activity-based costing system. Dengan activity-based costing system, perhitungan harga pokok produksi menjadi lebih akurat dan tepat jika perusahaan memiliki komponen biaya produksi tidak langsung yang besar dengan sumber daya yang berbeda-beda. Alokasi ini juga lebih akurat dengan penggunaan cost hierarchy yang membedakan aktivitas berdasarkan tingkatannya karena tidak semua aktivitas dipengaruhi oleh jumlah unit produksi perusahaan. Dalam penelitian ini, penulis berupaya menghitung harga pokok produksi dengan activity-based costing system dalam upaya meningkatkan laba dengan memperbaiki perhitungan biaya agar sesuai dengan penggunaan sumber daya yang seharusnya.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode ini meneliti objek penelitian dengan mengumpulkan dan menganalisa data yang berhubungan dengan objek penelitian. Dari data tersebut, penulis memperoleh informasi berupa gambaran objek penelitian sehingga penulis dapat menyimpulkan dan memberikan saran yang berguna untuk objek penelitian. PT TDP bergerak di bidang industri manufaktur produk berbahan karet. Perusahaan memiliki berbagai lini produk yang berbahan dasar karet.
Berdasarkan hasil penelitian penulis, PT TDP belum menggunakan activity-based costing system dalam menghitung harga pokok produksinya. PT TDP menggunakan asumsi 15% dari bahan baku untuk membebankan biaya produksi tidak langsung ke produk. Penulis melakukan penelitian pada tiga produk perusahaan yaitu produk RHR ukuran 6 x 8 ¾ kw D, spring buffer Suzuki Ertiga dan doormat H. PT TDP memiliki 10 aktivitas produksi meliputi 9 aktivitas yang dibebankan ke produk dan 1 aktivitas yang tidak dibebankan ke produk. Penelitian ini menunjukkan tidak seluruh aktivitas produksi dipengaruhi oleh peningkatan penggunaan bahan baku. Biaya aktivitas hot press dan mengoven merupakan biaya pada tingkatan batch-level costs sementara biaya aktivitas lain merupakan biaya pada tingkatan output unit-level costs. Penelitian menunjukkan bahwa produk memiliki biaya produksi tidak langsung yang sama jika menggunakan aktivitas dan sumber daya yang sama dan bahwa biaya produksi tidak langsungnya tidak dipengaruhi oleh peningkatan bahan baku yang digunakan. Perhitungan harga pokok produksi dengan activity-based costing system menunjukkan overcosted dan undercosted pada produk dibandingkan dengan konsumsi biaya yang sesungguhnya. Dari hasil penelitian yang diperoleh, perusahaan sebaiknya menerapkan activity-based costing system agar dapat memperbaiki perhitungan harga pokok produksi dan menggunakan informasi tersebut untuk mengambil tindakan dalam upaya meningkatkan laba perusahaan |
en_US |