Abstract:
Setiap perusahaan menginginkan laba semaksimal mungkin dalam memproduksi barang maupun jasanya. Untuk menghasilkan laba tersebut, perusahaan harus menghasilkan barang dengan kualitas baik. Untuk itu proses produksi diharapkan dapat lebih efektif dan efisien dalam memproduksi barang. Adanya produk cacat menyebabkan proses produksi tidak efektif dan tidak efisien. Dengan adanya produk cacat, perusahaan mengalami kerugian karena adanya tambahan biaya untuk memperbaiki maupun biaya yang terbuang sia-sia karena barang tidak dapat diperbaiki. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menekan tingkat kecacatan pada proses produksi.
Pemeriksaan merupakan proses mengidentifikasi, memahami, dan menganalisis sebuah objek untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya terjadi atas objek tersebut secara detil. Salah satu jenis pemeriksaan adalah pemeriksaan operasional. Pemeriksaan operasional adalah sebuah proses analisis operasi yang dilakukan dari sudut pandang manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi dari operasi perusahaan. Operasi perusahaan erat hubungannya dengan proses produksi. Proses produksi yang tidak efektif dan tidak efisien ditandai dengan adanya spoilage, rework, dan scrap. Untuk melaksanakan proses produksi dengan efektif dan efisien, perusahaan perlu menerapkan pengendalian pada proses produksi yang dilaksanakan.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi deskriptif. Penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan data berupa sumber data primer dan sumber data sekunder. Dalam melaksanakan penelitian, peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara studi lapangan dan studi pustaka. Pada studi lapangan peneliti mengumpulkan data dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pada studi pustaka diperoleh melalui buku dan bahan bacaan lainnya. Setelah mengumpulkan data, peneliti melakukan pengolahan atas data tersebut dengan cara analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada PT. Sparta Prima yang bergerak pada industri produksi lem.
Pada penelitian ini, peneliti menemukan enam temuan. Temuan tersebut adalah proses produksi yang tidak efektif dan efisien yang menyebabkan lem menjadi terlalu cair, terlalu kental, dan berubah warna, tidak optimalnya pengawasan terhadap karyawan, sarana serta fasilitas pada proses produksi yang kurang memadai, supplier bahan baku utama yang terbatas dan kurang dapat diandalkan, perencanaan produksi yang tidak memadai, serta dokumentasi serta otorisasi pada proses produksi yang tidak memadai. Atas temuan-temuan tersebut, peneliti memberi rekomendasi untuk perbaikan positif bagi perusahaan. Faktor-faktor yang menyebabkan masih tingginya tingkat kecacatan pada produk terkait faktor manusia, metode, mesin, dan bahan baku. Batas tingkat kecacatan di perusahaan adalah 2%-2,5%. Sedangkan terdapat produk yang tingkat kecacatannya melebihi batas wajar yakni, lem kuning yang terlalu cair sebesar 5,02%, terlalu kental sebesar 4,71%, lem CR Graft yang terlalu cair sebesar 2,21%, dan lem polyurethane yang terlalu cair sebesar 2,53% dan terlalu kental sebesar 2,03%. Atas kecacatatan yang terjadi, perusahaan harus menambah biaya untuk perbaikan lem yang terlalu cair sebesar Rp. 18.220.168,- dan lem yang terlalu kental sebesar Rp. 4.138.168,-. Perusahaan juga mengalami kerugian akibat lem yang berubah warna sebesar Rp. 52.021.240,- karena tidak dapat diperbaiki. Dengan itu, penelitian ini berguna untuk mengevaluasi operasi perusahaan dan memberikan rekomendasi yang terkait dengan temuan peneliti.