Abstract:
Mulai tahun 2013, pemerintah Indonesia mewajibkan seluruh rakyat Indonesia untuk ikut menjadi peserta Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu seluruh masyarakat Indonesia agar mendapat kelayakan dalam penanganan di bidang kesehatan. Pasien yang sudah menjadi anggota BPJS Kesehatan dapat mengklaim saat berobat di rumah sakit yang sudah bekerja sama dengan BPJS. Pasien akan mendapatkan pelayanan tanpa harus membayar karena biaya berobat akan ditanggung oleh BPJS. Sejak pemakaian BPJS, uang yang masuk ke kas rumah sakit menjadi tertunda. Biasanya, rumah sakit akan mendapatkan langsung uang setelah pasien ditangani tetapi berbeda dengan pasien yang menggunakan BPJS.
Pendapatan rumah sakit yang melayani pasien BPJS akan diberikan pemerintah setelah rumah sakit memberikan laporan mengenai pasien yang menggunakan BPJS kepada pemerintah. Aktivitas pembelian yang dilakukan rumah sakit haruslah efektif dan efisien mengingat sumber daya untuk pembelian menjadi lebih dibatasi. Pemanfaatan entity data diagram (ERD) dapat menunjang pengendalian intern rumah sakit sehingga pembelian yang dilakukan lebih jelas alur dan tujuannya. Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara dr. S. Hardjolukito harus dapat mengatur kegiatan operasionalnya agar standar yang sudah ditetapkan dapat terpenuhi.
Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara dan observasi pada organisasi RSPAU dr.S. Hardjolukito Yogyakarta misalnya mengenai kegiatan operasi organisasi dan struktur organisasi. Sedangkan data sekunder didapatkan dari studi kepustakaan, terutama teori mengenai pembelian, ERD, dan pengendalian intern. Organisasi yang diteliti oleh penulis adalah RSPAU dr.S. Hardjolukito Yogyakarta yang bergerak dalam bidang kesehatan. Aktivitas RSPAU dr. S. Hardjolukito yang diteliti adalah aktivitas pembelian dimana organisasi harus melakukan aktivitas pembelian dengan dana yang dibatasi karena uang yang masuk tidak langsung diterima oleh organisasi.
Setelah dilakukan penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur dalam siklus pembelian yang dilakukan RSPAU dr. S. Hardjolukito sudah cukup baik dan efektif. Gambaran ERD juga memperlihatkan setiap pihak dalam lingkup siklus pembelian saling berhubungan dan saling memberi informasi seperlunya. Pengendalian intern dinilai cukup efektif berdasarkan ERD. Tidak ada alur yang dapat diloncat karena setiap aktivitas mengeluarkan dokumen yang saling terkait.