Abstract:
Rumah sakit merupakan sarana yang sangat dibutuhkan yang bergerak di
bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit bertujuan untuk mengatasi permasalahan
kesehatan serta memelihara dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Agar rumah sakit
dapat mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat, maka rumah sakit harus
menjalankan fungsi operasinya secara efektif dan efisien. Persediaan merupakan hal penting
yang wajib diperhatikan oleh pihak rumah sakit terutama persediaan bahan makanan dan
barang medis. Dengan adanya persediaan, fungsi operasi rumah sakit dapat berjalan dengan
efektif dan efisien. Maka dari itu,rumah sakit membutuhkan pengelolaan persediaan yang
baik.
Pemeriksaan operasional adalah proses menganalisis kegiatan operasi untuk
mengidentifikasi area-area yang membutuhkan perbaikan dan pengembangan dalam program
berkelanjutan. Pemeriksaan operasional dilakukan dalam lima tahap yaitu planning, work
program, fieldwork, development of review finding and recommendation dan reporting.
Pengelolaan persediaan adalah kegiatan untuk menentukan tingkat dan komposisi dari
persediaan sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran penjualan serta kebutuhankebutuhan
pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien. Pemeriksaan operasional
dapat mengidentifikasi dampak yang ditimbulkan dari fungsi pengelolaan persediaan yang
tidak efektif, serta menganalisis dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
keefektifan pengelolaan persediaan dalam perusahaan.
Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Data primer pada penelitian ini adalah wawancara dan observasi sedangkan data
sekunder adalah data perusahaan seperti data persediaan bahan makanan dan barang medis
tahun 2016 dan data stock opname bahan makanan dan barang medis tahun 2016. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan adalah studi lapangan dan studi kepustakaan. Data-data
tersebut selanjutnya dianalisis oleh peneliti. Objek penelitian pada penelitian ini adalah
pemeriksaan operasional terhadap aktivitas pengelolaan persediaan untuk menilai efektivitas
dan efisiensi pengelolaan persediaan di Rumah Sakit B.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pengelolaan
persediaan rumah sakit pada tahun 2016 masih kurang berjalan dengan efektif dan efisien
karena masih ditemukan temuan-temuan berupa kurangnya pengendalian untuk pembelian
bahan makan dan barang medis; karyawan yang menjalankan tugas di bagian pembelian
bahan makanan dan bagian receiving bahan makanan memiliki spesifikasi yang kurang
sesuai dengan job descriptionnya; peraturan mengenai pemeriksaan dan stock opname untuk
bagian farmasi dan masing-masing unit kurang memadai; prosedur di bagian receiving bahan
makanan dan barang medis yang dibeli dari pemasok kurang memadai; karyawan bagian
dapur, bagian gudang makanan dan medis, serta bagian farmasi masih lalai dalam melakukan
pekerjaannya; fasilitas fisik terkait penyimpanan persediaan di gudang medis masih kurang
memadai; distribusi persediaan yang tersedia kurang memadai; kegiatan administrasi
pembelian belum memadai; dan pengendalian fisik persediaan di gudang kurang memadai.
Namun secara keuangan, kerugian yang dialami rumah sakit pada tahun 2016 tidak terlalu
material jika dilihat dari beberapa aspek yakni sisa dari proses memasak yang dilakukan oleh
karyawan dapur sebesar Rp 319.100. Selain itu, kerugian yang dialami oleh rumah sakit
adalah ditemukannya susu yang kedaluarsa di gudang makanan sebesar Rp 185.500. Untuk
barang medis, rumah sakit juga menanggung kerugiaan karena rumah sakit membeli obat ke
pemasok alternatif sebesar Rp 63.375. Selain itu ada juga kerugian obat kedaluarsa di
farmasi rawat inap dan farmasi rawat jalan sebesar Rp 380.000 dan Rp 391.000. Namun
rumah sakit juga telah baik dalam melakukan stock opname di bagian gudang, fasilitas
penyimpanan bahan makanan basah, dll. Pada akhir pemeriksaan operasional, peneliti
memberikan rekomendasi kepada rumah sakit yang diharapkan dapat meningkatkan
keefektifan dan keefisienan pengelolaan persediaan.