dc.description.abstract |
Sebagai restoran yang menyajikan steak sebagai hidangan utamanya, sangat penting untuk memposisikan diri dalam industri restoran steak dengan pesaing yang beragam mengingat industri restoran steak di kota Bandung cukup beragam karena kota Bandung termasuk kota yang terkenal dengan wisata kulinernya. Dalam rangka meningkatkan daya saing di kalangan restoran serupa, perusahaan perlu menyajikan produk makanan dan minuman dengan kualitas terbaik guna memperoleh pangsa pasar yang lebih besar. Peningkatan kualitas tersebut dilakukan melalui analisis biaya kualitas yang membantu perusahaan memperbaiki kualitasnya dengan memperhitungkan biaya kualitas supaya seluruh biaya yang dikorbankan tercurah secara efektif untuk meningkatkan kualitas. Dalam penelitian ini saya bermaksud untuk mengkaji metode pengendalian kualitas yang diterapkan di Chiba Café dan tindakan apa saja yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas serta mengurangi biaya kualitas dalam kaitannya dengan peningkatan daya saing Chiba Café dalam industri restoran steak.
Daya saing dapat ditingkatkan dengan cara memperbesar customer value yaitu keseluruhan manfaat bersih yang diperoleh pelanggan. Customer value merupakan selisih antara yang diterima oleh pelanggan (customer realization) dengan yang dikorbankan oleh pelanggan (customer sacrifice). Berdasarkan landasan teori tersebut maka dipilihlah analisis biaya kualitas sebagai alat yang berguna untuk meningkatkan daya saing Chiba Café. Melalui analisis biaya kualitas Chiba Café dapat memperbaiki kualitasnya, mulai dari perolehan bahan baku sampai proses pengolahan makanan dan minuman sehingga menghasilkan produk makanan dan minuman yang berkualitas baik. Melalui pendekatan tersebut Chiba Café telah menambah customer realization. Di sisi lain, perbaikan kualitas mengarah pada pengurangan biaya kualitas yang merupakan sebuah komponen biaya produksi Chiba Café. Jika biaya kualitas berkurang maka biaya produk akan berangsur berkurang dalam jangka panjang sehingga harga jual makanan dan minuman di Chiba Café dapat turun sehingga menurunkan customer sacrifice. Dengan demikian Chiba Café dapat menciptakan customer value yang lebih besar.
Dalam penelitian ini saya mengkaji kegiatan pengendalian kualitas Chiba Café selama tahun 2016. Metode yang saya gunakan adalah deskriptif analitis dengan sumber informasi berupa data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari wawancara yang saya lakukan dengan pemilik Chiba Café tentang kegiatan operasi dan kegiatan pengendalian kualitas Chiba Café. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah landasan teori yang berasal dari buku-buku yang membahas analisis biaya kualitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada masalah kualitas yang terjadi yaitu banyaknya keluhan pelanggan yang menyebabkan timbulnya spoilage. Kerugian yang timbul dari spoilage ini adalah sebesar Rp 1.493.000,00 yang merupakan biaya untuk memasak ulang produk makanan serta kerugian sebesar Rp 2.085.000,00 karena produk makanan yang tidak dibayar oleh pelanggan. Berdasarkan perbincangan dengan pemilik Chiba Café, keluhan dan pengaduan pelanggan ini disebabkan oleh metode pelatihan karyawan bagian dapur yang kurang efektif. Oleh sebab itu saya berfokus pada perbaikan metode pelatihan karyawan untuk mengeliminasi spoilage. Jika perbaikan metode pelatihan karyawan ini dapat mengeliminasi keluhan dari pelanggan dan mengurangi spoilage, maka Chiba Café dapat mengurangi biaya kualitasnya sebesar Rp 722.412,40. Penurunan keluhan pelanggan ini menjadi indikator bahwa kualitas produk makanan dan minuman Chiba Café sudah semakin baik. Sebaiknya penerapan analisis biaya kualitas ini dilakukan secara terus menerus sehingga penurunan biaya kualitas secara bertahap dapat berpengaruh pada biaya produk dan juga mempengaruhi harga jual makanan dan minuman di Chiba Café sehingga daya saing Chiba Café menjadi semakin baik. |
en_US |