Abstract:
Rumah adalah kebutuhan primer manusia. Harga lahan di lokasi bebas banjir semakin mahal. Banyak
permukiman dibangun di daerah rawan banjir, khususnya jika tinggi banjir maksimum satu meter.
Rumah yang tergenang banjir dapat mengalami kerugian besar. Rumah yang dapat mengapung pada saat
banjir merupakan solusi. Ketika tidak banjir, rumah terletak pada lokasinya. Pada saat banjir, rumah
tidak hanyut karena dapat mengapung tanpa berpindah tempat. Skripsi ini meninjau solusi struktur
rumah yang dapat mengapung dengan bantuan styrofoam (expanded polystyrene) di bawah lantai rumah.
Styrofoam dipilih karena berat isinya sangat ringan. Menurut hukum Archimedes, besarnya gaya apung
sama dengan berat air yang dipindahkan oleh styrofoam. Rumah yang ditinjau adalah rumah tinggal
sederhana. Luas lantai di dalam rumah 25 m2 dikelilingi lantai teras selebar satu meter. Berat sendiri
rumah dan isinya diusahakan seringan mungkin, sehingga digunakan dinding ringan b-panel®, kerangka
bangunan dan atap dari profil C baja ringan mutu G450 (AS 1397), dan material atap lembaran uPVC
(merk Rooftop®). Volume styrofoam diperhitungkan 150% volume air yang perlu dipindahkan. Untuk
mencegah rumah hanyut, rumah dibangun di atas kerangka tiang dan pondasi telapak dari beton yang
dihubungkan dengan balok-balok beton. Beban yang diperhitungkan adalah beban mati, beban hidup,
dan beban angin. Analisis dan desain dilakukan dengan SANSPRO V.4.98.