Abstract:
Kayu adalah salah satu material yang termasuk material tertua untuk digunakan sebagai material konstruksi. Kayu punya keterbatasan pada dimensinya. Oleh karena itu dibuatlah kayu rekayasa
yaitu kayu glulam. Selain dimensi, hal yang dipermasalahkan pada konstruksi kayu adalah
keterbatasam panjang bentang kayu yang kadang tidak mencukupi. Sambungan pada kayu
diperlukan karena keterbatasan panjang kayu.Sambungan dengan cara menanam batang termasuk
efisien dan sudah digunakan sejak tahun 1980-an.Daktilitas statis disarankan untuk diperhitungkan
pada saat perencanaan, sebagaiperingatan untuk penghuni apabila terjadi kasus beban yang luar
biasa. Selain itu, daktilitas juga dapat menambah kekuatan dari struktur.Pada penelitian ini
dilakukan uji tarik terhadap batang tarik. Kayu yang digunakan adalah kayu albasia, borneo, dan
kamper banjar. Kegagalan yang terjadi pada saat pengujian adalahtercabutnya batang tarik dan
putusnya batang tarik. Kayu Albasia mengalami tercabutnya batang tarik baja, dimanarasio
daktilitasnya adalah 1, yang berarti sambungan mengalami kegagalan getas.Benda uji dengan
menggunakan kayu borneo mengalami kegagalan tercabutnya batang tarik baja dan putusnya
batang tarik baja. Sedangkan kayu kamper banjar mengalami kegagalan putusnya batang tarik
baja.Rasio daktilitas dari sambungan kayu borneo dan kamper banjar masing-masing adalah
1,573dan 1,668.