Abstract:
Kota Banjarbaru adalah ibu kota baru dari provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan data yang diperoleh, terdapat beberapa lokasi genangan di Kota Banjarbaru antara lain di Kecamatan Landasan Ulin dan daerah Loktabat. Ada 5 zonasi drainase di Kota Banjarbaru, yang akan dikaji pada studi ini adalah sistem Sungai Tabuk yang mengalir ke arah utara menuju Sungai Martapura. Pada daerah studi terdapat genangan diantaranya di Kecamatan Landasan Ulin dengan saluran drainase Sungai Guntung Payung. Pada DAS yang ditinjau, terdapat tiga ruas sungai, yaitu Sungai Kemuning pada bagian hulu yang sudah dilakukan normalisasi, Sungai Guntung Payung pada bagian tengah dan Sungai Tabuk pada bagian hilir. Studi ini meneliti masalah yang menyebabkan banjir di DAS Sungai Tabuk. Penelitian dilakukan menggunakan pemodelan program SWMM. Dari simulasi periode ulang 10 tahun, diperoleh hasil banjir dengan tinggi 2,1 m pada Sungai Guntung Payung. Hasil tersebut cocok dengan data genangan. Pada simulasi kondisi eksisting diperoleh bahwa penyebab banjir adalah terlalu kecilnya kapasitas sistem sungai yang mengalami penyempitan pada Sungai Guntung Payung. Pada simulasi periode ulang 2 tahun, Sungai Guntung Payung mengalami banjir dengan ketinggian mencapai 1 m. Untuk mengatasi masalah, dilakukan simulasi alternatif penanggulangan banjir periode ulang 10 tahun dengan normalisasi, tanggul, kolam detensi regional dan kolam retensi on-site. Alternatif dengan normalisasi tidak dapat mengatasi banjir akibat adanya backwater. Alternatif dengan pembuatan tanggul memerlukan tanggul dengan ketinggian tanggul rata-rata 2,01 m. Alternatif kolam detensi regional dengan kolam pada Sungai Guntung Payung dilakukan simulasi dengan tiga luasan kolam. Dengan kolam 35 ha, debit puncak di outlet dapat dikurangi dan diperlukan tinggi tanggul rata-rata 1,44 m. Alternatif meggunakan tampungan retensi on-site dengan meningkatkan parameter depression storage dalam model SWMM menurunkan debit puncak banjir di outlet dan menurunkan tinggi banjir 40 cm tetapi tetap diperlukan tanggul dengan tinggi rata-rata 1,71 m. Dari hasil analisis perbandingan biaya, diperoleh alternatif tampungan retensi on-site dengan tanggul adalah alternatif dengan biaya paling kecil.