Abstract:
Sistem drainase berwawasan ramah lingkungan mewajibkan sistem drainase
mampu mengendalikan kelebihan limpasan tanpa melupakan konservasi air.
Sistem cluster merupakan sistem drainase yang diusulkan untuk diterapkan pada
kawasan-kawasan yang mempunyai permasalahan pada pembebasan lahan, yaitu
dengan mengorbankan beberapa persen luasan lahan untuk digunakan sebagai
kolam detensi untuk setiap lahan yang akan dibangun. Sebuah kawasan industri
di Bekasi mengadopsi sistem cluster untuk pengendalian banjir dan sekaligus
pemanfaatannya sebagai penyedia air baku untuk kebutuhan industri. Hasil
menunjukkan bahwa sistem cluster mempunyai tingkat kehandalan sampai dengan
51,88% dalam penyediaan air baku namun semakin tinggi tingkat kehandalannya,
kehandalan sistem cluster untuk mengendalikan limpasan semakin menurun. Hal ini
diakibatkan karena berkurangnya kapasitas tampungan kolam detensi. Pengurasan
perlu dilakukan secara berkala agar menurunkan resiko dari gagalnya sistem cluster
dalam menanggulangi banjir. Hasil dari beberapa skenario menunjukkan bahwa
peningkatan dari kapasitas kolam tidak signifikan, oleh karena itu perlu adanya
kombinasi antara sistem peramalan atau forecasting dengan sistem atau simulasi
reservoir sehingga pemanfaatan dari sistem cluster dapat menjadi optimum baik
sebagai pengendali banjir juga sebagai penyedia air baku.
Description:
Makalah dipresentasikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) HATHI XXXII "Meningkatkan Ketahanan Air Nasional dalam Menunjang Kedaulatan Pangan, Ketahanan Energi dan Pengembangan Kemaritiman". Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia. Malang, 6-8 Nopember 2015.