Abstract:
Pembangunan kawasan permukiman dan komersil yang terpadu memerlukan perencanaan sistem drainase untuk mengendalikan limpasan permukaan yang terjadi akibat pengembangan kawasan. Terdapat sebuah kawasan terpadu yang akan dibangun di Kota Depok. Kawasan tersebut terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu kawasan perkantoran, kawasan perumahan, dan kawasan komersil. Metode yang
dikaji pada studi adalah perencanaan saluran drainase pada kawasan serta pembangunan kolam detensi untuk mengendalikan limpasan air yang dialirkan saluran drainase. Metode perencanaan yang dikaji pada studi adalah perencanaan saluran drainase pada kawasan serta pembangunan kolam detensi untuk mengendalikan limpasan air yang dialirkan saluran drainase. Pengendalian yang dimaksud adalah
melakukan reduksi debit puncak yang keluar dari kawasan serta menahan sementara limpasan dalam sistem drainase. Direncanakan pembangunan 6 kolam detensi pada kawasan dengan outlet masing-masing tergantung kondisi tersebut berupa pompa atau pelimpah. Pada Kawasan tidak terdapat data curah hujan actual yang dapat digunakan untuk penentuan distribusi curah hujan rencana sehingga dilakukan perbandingan antara 2 metode pembuatan distribusi curah hujan yaitu Mononobe dan SCS.
Dengan spesifikasi kolam detensi yang sama metode Mononobe memberikan hasil berupa nilai elevasi maksimum air pada kolam detensi yang lebih rendah dengan penurunan elevasi antara 0,11 m sampai 0,658 m sehingga metode SCS memberikan hasil yang lebih aman pada penentuan keamanan kolam detensi berdasarkan kemampuan dimensi kolam menampung air limpasan tanpa menyebabkan
genangan.
Description:
Makalah dipresentasikan pada Seminar Nasional Teknik Sumber Daya Air 2016 "Perwujudan Ketahanan Air, Pangan dan Energi dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat dan Kemandirian Ekonomi. Jurusan Teknik Sipil UNJANI. Cimahi, Bandung, 17 September 2016.