Abstract:
Indonesia yang sangat kaya dengan keanekaragaman hayati merupakan sumber dan penghasil tanaman rempah-rempah terbesar di dunia, yang berpotensi untuk diolah lalu dimanfaatkan sebagai bahan pangan, kosmetika, dan obat-obatan. Salah satu tanaman asli Indonesia yang memiliki banyak potensi adalah mahkota dewa (Phaieria macrocarpa), karena dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna alami (merah keunguan), pengawet makanan alami karena memiliki kemampuan antioksidan dan antimikroba (Hendra et al., 2011; Winarni et al., 2012), suplemen makanan karena
kandungan antioksidan yang tinggi (Hendra et al., 2011), obat-obatan karena menunjukkan efek anti kanker [Hendig & Ermin, 2009; Maurya et al., 2011],
dan bahan kosmetika karena kandungan antioksidan dan efek antimikroba
yang dimiliki.
Tujuan penelitian untuk mengkaji secara mendalam komponen bioaktif serta potensi mahkota dewa sebagai pengawet makanan alami, disertai dengan kajian-kajian teknis dan optimasi dari mekanisme ekstraksi (khususnya terkait dengan kombinasi perlakuan pelarut dan perlakuan awal bahan), serta penentuan prosedur operasi baku (standard operating procedure) dalam pengeringan, pengecilan ukuran dan perlakuan mekanik bahan baku untuk dapat diaplikasikan dalam industri kecil-menengah. Metode penelitian dengan menggunakan teknik ekstraksi batch dengan variasi temperatur
operasi dan variasi rasio umpan terhadap pelarut metanol. Analisis fitokimia dilakukan terhadap ekstrak dan dilengkapi dengan uji antioksidan dengan metode inhibisi radikal bebas DPPH (1, 1-diphenyl-2-picrylhydrazyl).
Kesimpulan metode tray drier dan kering angin menghasilkan ekstrak dengan komponen bioaktif terlengkap. Metode pengeringan dengan matahari kehilangan senyawa alkaloid selama pengeringan sedangkan bahan beli selain kehilangan senyawa alkaloid, juga kehilangan senyawa saponin.
Proses pengeringan buah mahkota dewa dengan tray drier mampu memberikan aktivitas antioksidan ekstrak tertinggi dengan nilai DPPH ekuivalen sebessar 0,200 Mmol DPPH/mg padatan kering. Metode pengeringan lain seperti pengeringan dengan matahari dan kering angin serta pembanding bahan beli dari pasar tradisional menghasilkan nilai DPPH ekuivalen secara berurutan sebesar 0,037,0,117 dan 0,117 Mmol DPPH/mg padatan kering. Tititk maksimum dari penelitian ini tercapai pada T=50 °C dan rasio F:S= 1:50 (g/mL) dengan perolehan oleoresin maksimum sebesar
adalah 0,3034 g oleoresin/g padatan kering dan aktivitas antioksidan maksimum sebesar 0,2925 Mmol DPPH/g padatan kering.