Abstract:
Jembatan Penggaron yang dibangun pada tahun 2011-2012 berlokasi pada proyek Jalan
Tol Semarang-Ungaran. Sebelum dibuka untuk umum, terjadi longsor pada proyek tersebut yang
mengakibatkan terjadinya pergerakan pier serta abutment 2 jembatan tersebut. Longsoran tersebut
dilaporkan oleh Rahardjo pada tahun 2012 dan oleh karena itu segera dilakukan perkuatan
terhadap pondasi untuk menyelamatkan jembatan tersebut. Saat ini sudah terpasang angkur
sebagai upaya perkuatan pada abutment jembatan agar tidak semakin mendesak badan jembatan
dan mengakibatkan kegagalan. Sebagai suatu upaya perkuatan, angkur tersebut tentunya harus
dapat berfungsi dengan baik. Untuk itulah perlu dilakukan penelitian terkait faktor keamanan pada
abutment Jembatan Penggaron setelah diberikan perkuatan. Analisis dilakukan dengan
menggunakan metode elemen hingga 2D dan 3D dengan bantuan program Plaxis 2D dan Plaxis
3D TUNNEL untuk memastikan keamanan abutment 2 Jembatan Penggaron dengan perkuatan
angkur berdasarkan analisis kualitatif. Analisis dilakukan dengan menggunakan data yang
diperoleh dari inklinometer serta retakan yang terjadi di lapangan, untuk memperoleh gambaran
mengenai bidang longsoran. Berdasarkan back analysis, diperoleh sudut geser residual tanah (ϕr)
sebesar 16,17o dari hasil analisis dua dimensi dan sebesar 14,57o dari hasil analisis tiga dimensi
Sebagai upaya perkuatan, dua buah balok RIB dan dua buah angkur telah ditambahkan di antara
abutment 2 dan pier 9 serta di antara pier 9 dan pier 8. Penelitian yang dilakukan berdasarkan
simulasi dari kejadian aktual yang terjadi di lapangan. Dari hasil analisis model dua dimensi dan
tiga dimensi yang telah dilakukan pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa dengan perkuatan
tersebut faktor keamanan telah meningkat menjadi 1,4098 pada model dua dimensi dan 1,6008
pada model tiga dimensi. Nilai FK yang didapatkan ini lebih besar daripada nilai FK minimum
yang digunakan sebagai acuan yaitu sebesar 1,3.