Pengaruh penataan tapak terhadap kenyamanan termal di Ruang luar bangunan kampus obyek studi : ruang luar kampus dan ruang luar bangunan rektorat Universitas Katolik Parahyangan di Bandung

Show simple item record

dc.contributor.advisor Tobing, Rumiati Rosaline
dc.contributor.advisor Sutanto, E.B. Handoko
dc.contributor.author Pangestu, Mira Dewi Setiawan
dc.date.accessioned 2017-07-14T04:05:46Z
dc.date.available 2017-07-14T04:05:46Z
dc.date.issued 2009
dc.identifier.other tes985
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/2569
dc.description.abstract Sebagian besar kehidupan mahasiswa dijalani di kampus, baik untuk melakukan kegiatan perkuliahan di ruangan tertutup, maupun kegiatan yang dapat menunjang perkuliahan dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan-kegiatan ini umumnya dilakukan di ruang terbuka (open space) dan di ruang luar (outdoor space) yang terlindung oleh atap serta bersifat terbuka atau semi terbuka. Ruang-ruang ini dapat berupa simpul-simpul aktivitas yang khusus direncanakan, seperti pada ruang di antara bangunan atau di jalur-jalur sirkulasi, seperti teras, selasar dan koridor. Di dalam melakukan kegiatan tersebut mahasiswa membutuhkan kenyamanan termal, namun kenyamanan termal di ruang luar umumnya tidak memadai jika digunakan untuk beraktivitas, terutama dikarenakan kondisi kecepatan gerakan udara seringkali di luar batas nyaman. Kenyamanan termal di ruang luar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal berupa topografi, bangunan sekitar dan kinerja dari temperatur, kelembaban, arah dan kecepatan gerakan udara, sedangkan faktor internal berupa elemen-elemen pembentuk ruang luar, tingkat keterbukaan ruang, dimensi serta bentuk ruang, dan kondisi elemen-elemen penunjang lainnya pada ruang luar tersebut. Untuk dapat mencapai tingkat kenyamanan termal yang diinginkan, perlu dilakukan pengendalian arah dan kecepatan gerakan udara di ruang luar melalui desain penataan tapak secara optimal. Hal ini diwujudkan dalam desain bentuk dan tata letak bangunan dan tanaman, serta pengolahan permukaan tanah dan elemen tapak lainnya, yang mampu mengkondisikan gerakan udara eksternal dengan memanfaatkan perbedaan tekanan udara. Penelitian bertujuan untuk (1) mengetahui kualitas arsitektural ruang-ruang luar kampus yang menjadi obyek studi awal, peranannya bagi pengguna, serta pengaruh elemen-elemen pembentuk ruang luar dalam mengendalikan pergerakan udara di ruang-ruang luar tersebut, (2) menemukan pengaruh penataan tapak terhadap kenyamanan termal di ruang luar melalui pengukuran di lapangan dan simulasi kondisi eksisting pada obyek studi utama, serta (3) menemukan bentuk rekondisi desain penataan tapak melalui simulasi, yang dapat mengoptimalkan gerakan udara untuk menunjang kenyamanan termal di ruang luar bangunan kampus. Penelitian dilakukan dalam tiga tahapan, (1) melakukan pengamatan pada ruang-ruang luar kampus dengan metode kualitatif – interpretatif, (2) melakukan pengukuran pada ruang luar bangunan dengan metode kuantitatif – deskriptif, dan (3) melakukan simulasi kondisi eksisting dan rekondisi desain penataan tapak dengan metode eksperimental menggunakan program komputer. Berdasarkan pengamatan, keberadaan ruang luar pada kampus UNPAR sangat efektif, namun jumlahnya belum mencukupi dan belum merata terutama pada area selatan tapak. Sedangkan bangunan, tanaman dan pengolahan permukaan tanah umumnya dapat berperan dalam mengendalikan pergerakan udara, kecuali pada ruang luar bangunan rektorat yang berada dalam kondisi tidak nyaman hingga sangat tidak nyaman. Berdasarkan hasil pengukuran dan simulasi kondisi eksisting di ruang luar bangunan rektorat, bangunan sekitar dan pepohonan pada tapak dapat mengendalikan aliran udara yang menuju ke bangunan rektorat, sedangkan pagar terali terbuka tanpa semak tidak efektif dalam menurunkan kecepatan gerakan udara pada tapak, dan bentuk bangunan rektorat menyebabkan efek venturi yang dapat meningkatkan kecepatan gerakan udara. Dari hasil rekondisi desain dengan menggunakan tanaman dapat memperbaiki kualitas gerakan udara yang terbentuk, namun tidak cukup untuk merubah kecepatan gerakan udara. Sebaliknya, rekondisi dengan menggunakan sirip horisontal selain dapat memperbaiki kualitas udara yang terbentuk, juga dapat menurunkan kecepatan gerakan udara secara signifikan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa penataan tapak melalui bentuk dan tata letak bangunan lebih berpengaruh terhadap kenyamanan termal di ruang luar bangunan daripada melalui bentuk dan tata letak tanaman, sedangkan melalui pengolahan permukaan tanah dapat mengarahkan aliran udara menuju ketinggian posisi duduk. Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat disarankan untuk melakukan pengukuran temperatur radiasi dan simulasi dilakukan dengan mengambil sampel pengukuran lebih banyak dari 400 x. Dalam perancangan ruang luar bangunan, bentuk dan tata letak bangunan serta tanaman, dan pengolahan permukaan tanah juga harus dipertimbangkan untuk kepentingan pengendalian gerakan udara yang berlebihan. en_US
dc.publisher Magister Teknik Arsitektur Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan en_US
dc.title Pengaruh penataan tapak terhadap kenyamanan termal di Ruang luar bangunan kampus obyek studi : ruang luar kampus dan ruang luar bangunan rektorat Universitas Katolik Parahyangan di Bandung en_US
dc.type Master Theses en_US


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account