Abstract:
Salah satu faktor pendukung pelaksanaan proyek konstruksi agar dapat
berlangsung dengan baik adalah dengan adanya motivasi dan sumber daya
manusia yang ada. Konsep motivasi yang diterapkan dalam lingkungan kerja
akan meningkatkan produktifitas para pekerjanya. Oleh karena itu, diperlukan
suatu penerapan konsep motivasi di lingkungan proyek konstruksi. Dengan
semakin ragam dan kompleksnya proyek, maka penulis mencoba untuk
melakukan penelitian mengenai motivasi pekerja konstruksi di Kota Bandung.
Penelitian ini ditujukan untuk menentukan tingkat kebutuhan. motivator,
demotivator, dan alternatif yang dapat direkomendasikan untuk meningkatkan
motivasi pekerja konstruksi di Kota Bandung. Penelitian dilakukan pada jenjang
keahlian mandor/wakil mandor, tukang batu, tukang kayu, dan tukang besi.
Penelitian dilakukan berdasarkan dua teori motivasi kerja yaitu teori kebutuhan
Maslow dan teori Herzberg. Penelitian dilakukan dengan mengambil 140 sampel
responden pada berbagai jenis proyek di kota Bandung, yaitu Proyek
Pembangunan Rumah Tinggal (Sampoerna, Istana Sukajadi dan Simphoni),
Town House (Bale Pakuan). Kompleks Perumahan (lstana Pasteur Regency).
Cafe (Muffin), Photo Studio (Jonas Photo), Hotel (Universal Hotel), dan
Apartemen (Dago Butik).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, pekerja konstruksi di
Kota Sandung berada pada level physiological needs. Untuk kelompok
mandor/wakil mandor berada pada level physiological - safey needs. Untuk
kelompok tukang batu, tukang kayu, dan tukang batu berada pada level
physiological needs. Untuk faktor motivator, hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara umum faktor motivator utama pekerja konstruksi di Kota Bandung adalah
bonus dan upah tambahan. Untuk kelompok mandor/wakil mandor, faktor
motivator utamanya bonus dan upah tambahan dan program keselamatan kerja
yang baik. Untuk kelompok tukang batu, faktor motivator utamanya bonus dan
upah tambahan dan upah yang baik. Untuk kelompok tukang kayu, faktor
motivator utamanya upah yang baik. Untuk kelompok tukang besi, faktor
motivator utamanya bonus dan upah tambahan. Untuk faktor demotivator utama,
hasil peneHtian menunjukkan bahwa secara umum, faktor demotivator utama
pekerja konstruksi di Kota Bandung adalah pertakuan yang buruk oleh atasan.
Untuk kelompok mandor/wakil mandor dan tukang kayu, faktor demotivator
utamanya pertakuan yang burnk oleh atasan. Untuk kelompok tukang batu dan
tukang besi, faktor demotivator utamanya ketidakcakapan personel lain. Alternatif
yang dapat dilakukan berdasarkan variabel motivator adalah pemberian bonus
dan upah tambahan. Alternatif yang dapat dilakukan berdasarkan variabel
demotivator adalah dengan memperlakukan pekerja dengan baik.