Abstract:
Bangunan di Indonesia dirancang untuk menerima beban gravitasi dan beban lateral gempa. Sehinga, seringkali menghasilkan penulangan balok dan kolom yang tidak ekonomis dan efisien. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan suatu metode redistribusi momen yang mengijinkan momen untuk direduksi sebesar 30%. Studi ini, meneliti pengaruh redistribusi momen pada bangunan 12 lantai dengan faktor keutamaan gempa yang berbeda-beda dari struktur rangka beton bertulang SRPMK. Model gedung memiliki fungsi sebagai perkantoran dan rumah sakit. Analisis yang dilakukan adalah analisis dinamik riwayat waktu dengan bantuan program ETABS 16.0.2. Percepatan gempa yang digunakan adalah El Centro N-S 1940, Flores 1992, dan Denpasar 1979. Respons inelastis struktur gedung perkantoran yang terjadi tidak mengalami perubahan yang signifikan dengan adanya redistribusi momen. Sedangkan respons inelastis struktur gedung rumah sakit memberikan hasil yang lebih besar dengan adanya redistribusi. Pada gedung perkantoran, nilai faktor amplifikasi defleksi (Cd) berkisar antara 1,10 sampai dengan 4,21. Pada gedung rumah sakit, nilai faktor amplifikasi defleksi (Cd) berkisar antara 4,48 sampai dengan 12,21. Gaya geser dasar pada struktur yang momennya diredistribusi lebih kecil pada kedua gedung. Pada gedung perkantoran, faktor kuat lebih (O0) berkisar antara 1,25 sampai dengan 2,41. Pada gedung rumah sakit, faktor kuat lebih (O0) berkisar antara 1,53 sampai dengan 2,27. Hasil analisis kedua gedung tersebut berada pada taraf kinerja struktur Life safety.