dc.description.abstract |
Penelitian ini mendeskripsikan upaya yang dilakukan oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk menangani permasalahan pengungsi asal Suriah atau Syrian Refugess Crisis. Penelitian ini memiliki rentang waktu dari tahun 2013 hingga 2015 dikarenakan angka pengungsi yang mengalami peledakan angka secara signifikan di awal tahun 2013, akibat munculnya para pihak baru dalam konflik Suriah. Penelitian ini menggunakan teori Liberalisme Institusional dan beberapa konsep seperti Intra-State Conflict, Peranan Organisasi Internasional, Fungsi InterGovernmental Organization (IGO), Humanitarian Assistance, dan Partnership. Di dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Tipe penelitian ini berfokus kepada penjelasan penelitian yang bersifat deskriptif berkaitan dengan upaya UNHCR dalam menangani Syrian Refugee Crisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis ialah studi pustaka dengan pengkajian data resmi dari UNHCR dan organisasi internasional lainnya, buku, serta sejumlah jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.
Dalam penelitian ini, penulis menemukan sejumlah upaya UNHCR dalam operasi penanganannya. Upaya yang dilakukan antara lain di bidang pemenuhan Kebutuhan Pokok, Pendidikan, dan Pelayanan Kesehatan. Dalam melakukan upaya tersebut, UNHCR juga menjalin kerja sama dengan beberapa organisasi internasional dan Non-Governmental Organizations (NGO), seperti UNICEF, WHO, IFRC, ICRC, IOM, dan beberapa NGO lainnya. Beberapa hambatan juga turut ditemukan dalam penelitian ini di antaranya, adanya jarak yang cukup besar antara dana yang harus dipenuhi dengan dana yang tersedia dalam organisasi. Keengganan pemerintah negara tetangga Suriah untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan untuk menangani permasalahan dan memenuhi kebutuhan pengungsi berdasarkan anggapan bahwa pengunsi merupakan ancaman bagi negara mereka. Para pengungsi Suriah yang masih duduk di bangku sekolah serta menerima bantuan akses terhadap institusi sekolah formal di wilayah setempat, memiliki hambatan yang cukup berpengaruh terhadap keberadaan mereka. Kesulitan yang dihadapi antara lain dalam melakukan integrasi sosial maupun budaya terhadap lingkungan sekolah dikarenakan kendala bahasa, adanya diskriminasi terhadap keberadaan mereka sebagai pengungsi, serta tantangan dalam mempelajari kurikulum materi pembelajaran yang sangat berbeda dengan kurikulum negara asal. |
en_US |