Dampak insiden bernuansa budaya antara Indonesia dengan Malaysia terhadap tutupnya SPBU Petronas di Indonesia

Show simple item record

dc.contributor.advisor Hartono, Adelbertus Irawan Justiniarto
dc.contributor.author Tama, Reiza Putra
dc.date.accessioned 2017-06-12T03:04:53Z
dc.date.available 2017-06-12T03:04:53Z
dc.date.issued 2017
dc.identifier.other skp33965
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/2229
dc.description 7760 - FISIP en_US
dc.description.abstract Petronas merupakan salah satu perusahaan minyak terbesar dunia yang telah beroperasi pada berbagai negara di dunia. Di Indonesia SPBU Petronas Indonesia ada sejak tahun 2006, perkembangannya sampai pada tahun 2012 SPBU Petronas membuka sebanyak 19 cabang yang terbagi pada wilayah JABODETABEK, Bandung, dan Medan. Namun pada tahun 2012 itu juga Petronas memutuskan untuk mengakhiri bisnis SPBUnya di Indonesia, dikarenakan oleh penjualan yang kecil. Terjadinya hal tersebut memunculkan pertanyaan bagi penulis terkait "bagaimana insiden bernuansa budaya antara Indonesia-Malaysia berdampak terhadap tutupnya SPBU Petronas di Indonesia?' Sejak tahun 2007 terjadi beberapa klaim Malaysia terhadap produk budaya Indonesia. Klaim tersebut antara lain klaim; lagu rasa sayange, batik, angklung, wayang kulit & gamelan, tari pendet, dan tari tor-tor & gondang sembilan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini dimulai dengan teori ekspansi pasar dari perusahaan multinasional yang dijelaskan oleh Bob Sugeng Hadiwinata dalam bukunya yang berjudul Politik Bisnis Internasional, yang kemudian terpengaruhi oleh teori kebudayaan ide oleh Koentjaraningrat yang digunakan untuk menganalisis masalah. Faktor klaim tersebut mengakibatkan munculnya sentimen anti Malaysia di tahun 2000-an yang terdapat dalam kalangan masyakat Indonesia ditambah dengan tingginya rasa nasionalisme yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Karena hal tersebut hubungan antara Indonesia dan Malaysia menegang terutama pada tingkat masyarakatnya. Walaupun pemerintah kedua negara telah berupaya untuk memperbaiki masalah di tingkat masyarakat, namun belum terlihat adanya hasil yang positif. Sentimen anti Malaysia di Indonesia telah membentuk menjadi pola pikir yang mengakar pada setiap masyarakat Indonesia. Pola pikir dan kebudayaan ini juga dapat mempengaruhi sebuah individu dan menanamkan nilai-nilai tertentu akan sebuah produk, yang dalam kasus ini BBM yang dijual oleh Petronas. Mengetahui bahwa Petronas itu milik Malaysia masyarakat Indonesia menjadi enggan untuk membeli BBM dari SPBU Petronas. Karena sebab itu SPBU Petronas menutup seluruh SPBU nya pada Oktober tahun 2012. Dengan fakta tersebut penulis berasumsi bahwa tutupnya Petronas ini diakibatkan oleh rasa nasionalisme Indonesia yang tinggi, dan terdapatnya sentimen masyarakat Indonesia terhadap Malaysia. en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject Perusahaan Multinasional, Insiden Budaya, Indonesia, Malaysia en_US
dc.title Dampak insiden bernuansa budaya antara Indonesia dengan Malaysia terhadap tutupnya SPBU Petronas di Indonesia en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2010330129
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0430075901
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account