Abstract:
Letak geografis Indonesia yang berada diantara 3 lempeng tektonik dunia yaitu Indo- Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik menjadikan beberapa daerah di Indonesia sering dilanda gempa bumi. Salah satu daerah yang sering terjadi gempa bumi adalah Provinsi Bengkulu di Pulau Sumatera. Peristiwa lain yang dapat terjadi akibat dari gempa bumi adalah peristiwa likuifaksi. Likuifaksi merupakan peristiwa berubahnya sifat tanah jenuh air menjadi cair akibat beban siklis salah satunya adalah gempa bumi. Likuifaksi terjadi hanya pada jenis tanah yang tersaturasi atau jenis tanah pasir lepas yang efeknya timbul pada daerah yang dekat dengan badan air seperti sungai, danau, dan laut. Pada penelitian ini, akan menganalisis pengaruh likuifaksi pada stabilitas bangunan dam di Bengkulu. Metode yang digunakan untuk menganalisis potensi likuifaksi adalah NCEER (National Center for Earthquake Engineering Research) dengan menggunakan data borlog N-SPT, kemudian dilakukan analisis parameter Post Earthquake untuk mengetahui besarnya kekuatan geser tanah pada saat terjadi gempa. Setelah itu, dilakukan analisis stabilitas bangunan dengan menggunakan program Slide ver 6.0. Nilai faktor keamanan bangunan dam pada kondisi normal adalah lebih besar 1 (stabil), namun pada saat terjadi gempa, besarnya faktor keamanan pada bangunan dam menjadi lebih kecil dari 1 (tidak stabil/roboh). Besarnya pengurangan kekuatan akibat gempa pada bangunan dam di bagian hulu adalah 52,49% dan besarnya pengurangan kekuatan di bagian hilir adalah 79,43%.