Abstract:
Konstruksi timbunan pada masa ini sangat terbantu setelah munculnya EPS Geofoam sebagai material pengisi yang ringan, dan dalam kondisi tertentu penggunaan EPS Geofoam akan menjadi alternatif yang baik untuk konstruksi timbunan. Penggunaan EPS Geofoam grade 29 untuk menggantikan tanah urug (material pengisi) perlu diuji kesetaraan nya. Namun penerapan nya pada tanah lunak sebagai contoh tanah kohesif, belum banyak yang mengetahui karakteristik nya. Sampel tanah kohesif diambil pada 3 lokasi berbeda yakni Setiabudi, Rancaekek, dan Gede Bage yang berada di Kota Bandung. Pada Penelitian ini dilakukan uji California Bearing Ratio (CBR) dengan kondisi rendaman (soaked) dan tanpa rendaman (unsoaked). Kesetaraan EPS Geofoam dengan tanah kohesif ditunjukan dari perbandingan nilai CBR nya dengan cara mengukur nilai CBR dari tanah asli dan variasi tanah asli yang ditambahkan dengan EPS Geofoam. Volume tanah urug yang hilang digantikan dengan EPS Geofoam juga mempengaruhi jumlah energi yang harus diberikan. Perlu dilakukan konversi jumlah tumbukan agar energi yang diberikan sama pada sampel tanah kohesif yang telah digantikan oleh EPS Geofoam. Hasil penelitian ini menunjukan penempatan EPS Geofoam dan jumlah energi yang sesuai sangat mempengaruhi nilai CBR. Dari penelitian ini didapat hasil nilai Unsoaked CBR untuk tanah asli Setiabudi sebesar 15.8 %, untuk tanah asli Rancaekek 7.9 %, dan untuk tanah asli Gede Bage 7 %. Sedangkan nilai CBR untuk tanah asli ditambah EPS Geofoam kondisi Unsoaked adalah 14.2 % untuk Setiabudi, 11.8 % untuk Rancaekek, dan 12.4 % untuk Gede Bage. Didapat juga nilai Soaked CBR untuk tanah asli Setiabudi sebesar 7.6 %, untuk tanah asli Rancaekek 1.1 %, dan untuk tanah asli Gede Bage 1.9 %. Sedangkan nilai CBR untuk tanah asli ditambah EPS Geofoam kondisi Soaked adalah 7.3% untuk Setiabudi, 2.75 % untuk Rancaekek, dan 2.2 % untuk Gede Bage. Persentase butiran halus semakin besar, semakin terlihat pula perubahan yang terjadi.