dc.description.abstract |
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat efektivitas komunikasi interpersonal yang terjadi antara atasan dan bawahan di Bank Negara Indonesia KCU Tasikmalaya. Efektivitas komunikasi interpersonal digunakan untuk membahas bagaimana tingkat efektivitas komunikasi interpersonal yang terjadi antara atasan dan bawahan Bank Negara Indonesia khususnya di Kantor Cabang Utama Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan teori efektivitas komunikasi (Schermerhorn, Hunt, & Osborn, 1988) dan efektivitas komunikasi interpersonal (Joseph A. Devito, 2013) untuk mengukur apakah komunikasi yang berlangsung di Bank Negara Indonesia KCU Tasikmalaya telah berjalan dengan efektif atau tidak berjalan dengan efektif.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh karyawan Bank Negara Indonesia KCU Tasikmalaya, yang berjumlah 123 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara. Analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis data statistic deskriptif.
Hasil penelitian yang didapatkan adalah efektivitas komunikasi interpersonal di Bank Negara Indonesia KCU Tasikmalaya sudah berjalan dengan efektif. Aspek-aspek dari efektivitas komunikasi interpersonal telah dilakukan oleh atasan ketika berkomunikasi dengan karyawan. Akan tetapi masih ada atasan yang kurang menunjukkan sikap dari aspek kedekatan kepada karyawan dengan prestasi kerja yang baik maupun prestasi kerja yang kurang baik. Adapun saran yang diberikan penulis kepada Bank Negara Indonesia KCU Tasikmalaya adalah agar mempertahankan dan meningkatkan proses penyampaian pesan dari atasan kepada karyawan sehingga komunikasi dapat terus berlangsung secara efektif, dan mendorong atasan untuk menunjukkan sikap dari aspek kedekatan yang lebih baik lagi kepada karyawan. Penulis menyarankan agar ketika berkomunikasi, atasan dapat lebih menunjukkan sikap suka kepada karyawan dengan prestasi kerja yang baik supaya dapat mendorong karyawan lain yang berprestasi kerja kurang baik agar bekerja dengan lebih giat lagi. Dengan kata lain, atasan dapat memberikan reward bagi karyawan berprestasi dan punishment bagi karyawan yang memiliki prestasi kerja buruk. Sehingga karyawan dapat meningkatkan kinerja yang lebih baik guna mencapai tujuan organisasi. |
en_US |