Abstract:
Lajuvell merupakan bisnis yang bergerak di bidang fesyen khususnya fesyen wanita yang memiliki ciri khas berupa manik-manik yang dipasangkan disetiap
produknya secara handmade. Saat ini, Lajuvell masih kesulitan dan belum bisa memenuhi target penjualan yang sudah ditentukan. Selain itu, penjualan Lajuvell
dari waktu ke waktu juga fluktuatif dan cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena proses bisnis utama yang dilakukan khususnya Research & Development
(R&D) produk baru dan produksi produk baru masih belum efektif dan efisien yang membuat sering kali produk habis sedangkan produk baru masih dalam tahap
pengembangan dan tidak siap diluncurkan dengan cepat bahkan terlambat. Adanya jarak dari waktu produk habis ke produk baru berikutnya (waktu tunda)
yang lama tersebutlah yang menjadi masalah karena waktu tunda yang lama membuat hilangnya potensi pendapatan dan tidak tercapainya target. Lajuvell
menginginkan perbaikan pada proses bisnis utama yang berhubungan erat dengan masalah yang dialami saat ini. Dalam melakukan perbaikan proses bisnis
tersebut dilakukan penelitian dengan metode Business Process Improvement (BPI). Tahapan dalam menjalankan metode tersebut terdiri dari beberapa fase
yaitu organizing for improvement, understanding the process, dan streamlining. Pada tahapan streamlining digunakan juga analisis Value Added Assesment
(VAA) yang digunakan untuk mempermudah proses perbaikan. Dari proses perbaikan tersebut didapatkan bahwa proses bisnis yang bermasalah yaitu
Research & Development (R&D) produk baru dan produksi produk baru. Pada proses bisnis tersebut ditemukan banyaknya aktivitas yang berulang dan tidak
diperlukan yang membuat lamanya waktu dan biaya yang dikeluarkan. Oleh karena itu, dilakukan perbaikan dengan menghilangkan aktivitas yang tidak
diperlukan dan berulang serta melakukan beberapa peningkatan pada aktivitas yang dibutuhkan menggunakan 12 tools streamlining. Dengan begitu, maka
didapatkan hasil simulasi dari usulan perbaikan untuk kedua proses bisnis bermasalah tersebut yang menghasilkan efisiensi waktu hingga 67,40% pada
proses bisnis R&D dan 51,90% pada proses bisnis produksi.