Abstract:
Rumah merupakan kebutuhan primer sebagai tempat berlindung bagi manusia. Di kota-kota
besar dengan keterbatasan lahan, rumah susun menjadi alternatif hunian. Salah satu rumah
susun sederhana milik (rusunami) di Bandung adalah The Jarrdin @Cihampelas adalah yang
memiliki empat tower, 2400 unit, dua kolam renang, area komersial, dan tiga lantai lahan parkir.
Pengelolaan rusun Jarrdin dilakukan oleh Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah
Susun (P3SRS), yang merupakan lembaga hukum sah untuk mengelola rusun. Hal ini telah
diatur dalam UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun. Tugas utama P3SRS adalah
menjaga ketertiban dan kenyamanan di lingkungan rusun, termasuk memantau penggunaan air
dan listrik yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).
P3SRS di Jarrdin memiliki dua sistem informasi, yaitu Batavia dan Vincopro. Sistem Batavia
berisi data transaksi di loket P3SRS, seperti pembelian voucher listrik, sementara Vincopro
digunakan untuk mengelola data pemilik unit, penggunaan air, dan pembayaran. Dengan
analisis dari data-data yang ada, pengelola P3SRS dapat memantau ketertiban penghuni rusun,
terutama dalam penggunaan air dan listrik. Analisis data tersebut berguna untuk menghindari
penyalahgunaan, sehingga pihak pengelola dapat mengambil tindakan yang diperlukan.
Penelitian ini bertujuan untuk memvisualisasikan serta menganalisis pemakaian air dan
listrik di Rusunami The Jarrdin @Cihampelas guna mengidentifikasi pemakaian yang tidak
wajar. Data diperoleh dari sistem Batavia dan Vincopro, mencakup data penggunaan air, invoice,
pembayaran air, pembelian voucher listrik, data unit, dan data pemilik. Data yang didapat telah
dilakukan proses Perlindungan Data Pribadi (PDP) untuk memastikan keamanan data pemilik
selama penelitian.
Analisis dilakukan dengan membandingkan penggunaan air dan listrik terhadap SNI serta
pemeriksaan pola data menggunakan box plot. Hasil analisis menunjukkan bahwa 45.2% unit
menggunakan air dalam batas wajar berdasarkan SNI. Namun, 19.2% unit menggunakan air lebih
dari batas maksimum SNI dan 35.6% unit menggunakan air kurang dari batas minimum SNI
(100 liter per orang per hari). Beberapa unit yang menggunakan air secara berlebihan terindikasi
memiliki kesalahan pencatatan atau kebocoran pada meteran air. Dalam hal penggunaan listrik,
hanya 1.8% unit yang melebihi batas wajar SNI (300 kWh per meter persegi per tahun), dengan
2 unit tidak memiliki penggunaan air terdeteksi, yang memerlukan pengecekan lebih lanjut
untuk menghindari penyalahgunaan unit.
Implementasi hasil penelitian ini diwujudkan dalam sebuah perangkat lunak berbasis web.
Perangkat lunak ini dibuat untuk membantu pihak pengelola dalam melakukan analisis penggunaan
air dan listrik. Hasil dari perangkat lunak ini berupa visualisasi rata-rata penggunaan air
dan listrik per bulan. Selain itu, perangkat lunak ini juga dapat mengidentifikasi unit-unit yang
terindikasi sebagai outlier atau menggunakan air dan listrik melebihi batas SNI.