Abstract:
Selain melakukan kegiatan perkuliahan di ruangan tertutup, mahasiswa juga melakukan kegiatan
di ruang terbuka. Ruang-ruang ini dapat berupa ruang di antara bangunan atau di jalur-jalur
sirkulasi, seperti teras, selasar dan koridor. Kondisi kecepatan gerakan udara seringkali di luar
batas nyaman sehingga kenyamanan termal di ruang luar umumnya tidak memadai untuk
beraktivitas. Kenyamanan termal di ruang luar dipengaruhi oleh topografi, bangunan sekitar dan
kinerja dari temperatur, kelembapan, arah dan kecepatan gerakan udara. Selain itu juga
dipengaruhi oleh elemen-elemen pembentuk ruang luar, tingkat keterbukaan ruang, dimensi serta
bentuk ruang, dan kondisi elemen-elemen penunjang lainnya.
Kenyamanan termal dapat dicapai dengan melakukan pengendalian arah dan kecepatan gerakan
udara di ruang luar melalui desain penataan tapak secara optimal, melalui desain bentuk dan tata
letak bangunan dan tanaman, serta pengolahan permukaan tanah dan elemen tapak lainnya, yang
mampu mengkondisikan gerakan udara di ruang luar dengan memanfaatkan perbedaan tekanan
udara.
Penelitian bertujuan untuk menemukan pengaruh penataan tapak terhadap kenyamanan termal di
ruang luar melalui pengukuran pada ruang luar bangunan dengan metode deskriptif - kuantitatif –
interpretatif.
Berdasarkan pengamatan dari penelitian sebelumnya (September 2008), keberadaan ruang luar
bangunan rektorat berada dalam kondisi tidak nyaman hingga sangat tidak nyaman; bangunan,
tanaman dan pengolahan permukaan tanah umumnya tidak berperan secara optimal dalam
mengendalikan pergerakan udara. Berdasarkan hasil pengukuran di ruang luar bangunan rektorat,
bangunan sekitar dan pepohonan pada tapak dapat mengendalikan aliran udara yang menuju ke
bangunan rektorat, sedangkan pagar terali terbuka tanpa semak tidak efektif dalam menurunkan
kecepatan gerakan udara pada tapak, dan bentuk bangunan rektorat menyebabkan efek venturi
yang dapat meningkatkan kecepatan gerakan udara, dengan rentang penghayatan dari nyaman
optimal - dingin tidak nyaman dan dalam rentang kecepatan gerakan udara (AV) dari 0,1 – 5,1
m/detik.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa bentuk elemen ruang luar bangunan rektorat dapat semakin
meningkatkan AV yang lajunya hanya sedikit terhambat oleh elemen-elemen tapak yang telah
dilalui sebelumnya, kecuali pada ruang luar di lokasi belakang bangunan. Tanaman dalam jumlah
sedikit yang berada di sekitar ruang luar tidak dapat secara signifikan menyaring dan menghambat
AV, karena tanaman hanya berfungsi sebagai elemen estetis, dan ruang luar diprioritaskan
sebagai area penerima serta jalur sirkulasi dengan lebih banyak perkerasan. Permukaan lantai
yang rata dan bertekstur hanya dapat sedikit menghambat laju aliran udara. Hal ini menunjukkan
tidak berperannya desain penataan tapak dalam mengendalikan pergerakan udara yang
berlebihan sehingga tidak dapat menciptakan kenyamanan termal di ruang luar bangunan Jadi
desain penataan tapak di ruang luar bangunan dapat atau tidak dapat mengendalikan pergerakan
udara, terutama tergantung dari bentuk elemen-elemen ruang luar dan posisi ruang luar terhadap
arah datangnya aliran udara, apakah pada sisi muka angin atau pada daerah bayangan angin.