Abstract:
Arsitektur memiliki peranan yang cukup penting dalam konservasi energi.
Arsitektur di perkotaan pada masa ini perlu lebih memperhatikan aspek sustainable pada
desain bangunannya dan mengurangi penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui.
Bangunan tinggi merupakan salah satu tipologi arsitektur urban yang cukup banyak
mengkonsumsi energi. Agar pemakaian energi pada bangunan tinggi dapat dikurangi,
upaya pengkondisian kenyamanan ruang dengan pengendalian mekanik harus dibatasi
dengan cara memanfaatkan potensi alami dari lingkungan sekitar.
Desain yang selaras dengan iklim serta mampu memanfaatkan potensi lingkungan
sekitarnya dan bukan melawannya disebut dengan istilah desain bioklimatik. Dalam
tulisan ini akan dibahas mengenai prinsip prinsip desain bioklimatik menurut Ken Yeang
dalam kaitannya dengan upaya mengondisikan kenyamanan termal pada bangunan
tinggi. Obyek yang diambil adalah Menara Mesiniaga, Menara Budaya dan Menara
UMNO yang berada di Malaysia.
Secara umum bangunan-bangunan tersebut menarik untuk dipelajari karena
menggunakan teknik-teknik alami dalam mengupayakan kenyamanan termal pada
bangunan tinggi di iklim tropis. Ada beberapa faktor penting dalam konsep desain
bioklimatik, yaitu bentuk, orientasi, perletakan posisi inti bangunan (core), zona servis,
geometri tapak, fasad, atrium, vegetasi dan lansekap, lantai dasar, ventilasi silang dan
struktur bangunan. Faktor – faktor tersebut berkaitan dengan kondisi iklim di daerah
tertentu.
Berdasarkan prinsip bioklimatik sudah seharusnya bangunan menyesuaikan diri
dengan keadaan alam dimana bangunan tersebut berada. Desain bioklimatik sebagai
salah satu pendekatan desain arsitektur ekologis menitikberatkan desain pada iklim yang
akan menghasilkan penghematan dalam penggunaan energi. Ken Yeang sebagai
seorang arsitek yang menerapkan desain bioklimatik, menekankan bagaimana mencapai
kenyamanan termal dengan penggunaan energi alami. Sehingga keberadaan arsitektur
tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya namun justru
memanfaatkan potensi alam sebagai sarana untuk mendukung kenyamanan aktivitas
manusia di dalamnya.