Abstract:
Sebagai makhluk sosial, manusia dianugerahi kemampuan untuk berkomunikasi dan saling mengerti melalui dialog. Selain itu, diantara ciptaan yang lain, manusia merupakan makhluk yang istimewa dihadapan Allah. Tidak hanya diberikan rupa yang secitra dengan Allah, manusia disertai pula dengan kehendak bebas dan akal budi yang tidak dimiliki oleh makhluk hidup lain. Anugerah-anugerah yang diberikan oleh Allah kepada manusia itu mencerminkan adanya pola relasi yang juga tak kalah istimewa. Manusia mendapat kesempatan untuk turut pula berdialog dengan Allah Sang Pencipta secara langsung maupun melalui perantara. Para imam di dalam Gereja dituntut untuk terus terhubung dan berdialog dengan Allah dalam rangka upaya agar semakin mampu mencerminkan pribadi Allah dan menampilkan wajah Allah sebagai impersona Christi. Gereja memberikan pedoman-pedoman di dalam berbagai dokumen untuk membina para calon imam, termasuk dalam rangka berdialog bersama dengan Allah. Salah satunya adalah Ratio Fundamentalis Institutionis Sacerdotalis yang dirancang oleh Kongregasi untuk Klerus dan terbit pada tahun 2016. Penelitian ini akan menimba kekhasan dokumen Ratio Fundamentalis Institutionis Sacerdotalis dalam membicarakan gagasan mengenai dialog antara manusia dengan Allah. Melalui metode studi pustaka, penulis menimba kekhasan pandangan dokumen Ratio Fundamentalis Institutionis Sacerdotalis dibandingkan dengan dokumen-dokumen mengenai pembinaan calon imam yang telah terbit setelah Konsili Vatikan II. Melalui penelitian ini, besar harapan penulis akan memantik para peneliti lain untuk semakin mendalami dan mengulik lebih jauh lagi hal-hal yang berkenaan dengan formasi dan dialog antara manusia dengan Allah, terkhusus dalam kaitannya dengan formasi pembinaan calon imam.