Analisis budaya organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung menggunakan Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI)

Show simple item record

dc.contributor.advisor Yuwono, Gina Ningsih
dc.contributor.author Pratiwi, Theresia Ivana
dc.date.accessioned 2024-11-13T09:15:03Z
dc.date.available 2024-11-13T09:15:03Z
dc.date.issued 2024
dc.identifier.other skp46684
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/19466
dc.description 10607 - FISIP en_US
dc.description.abstract Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjudul: Analisis Budaya Organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Menggunakan Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI), dengan rumusan masalah : Apa tipe budaya organisasi saat ini di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung? Tipe budaya organisasi yang diharapkan oleh pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan budaya organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Saat ini dan yang diharapkan. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan menggunakan instrumen OCAI (Organizational Culture Assessment Instrument) yang merupakan sebuah instrumen pengukuran budaya organisasi berdasarkan Competing Values Framework (CVF) dimana klasifikasi budaya terbagi menjadi empat budaya organisasi, yaitu : budaya clan, budaya adhocracy, budaya market, serta budaya hierarchy . Instrumen ini dikembangkan dan diperkenalkan oleh peneliti Amerika, Kim S. Cameron dan Robert E. Quinn. Cameron & Quinn mengidentifikasi enam dimensi sebagai dasar dari OCAI yang meliputi: Karakteristik Dominan, Kepemimpinan Organisasi, Pengelolaan Pegawai, Perekat Organisasi, Penekanan Strategis, dan Kriteria Keberhasilan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ditemukan adanya dominasi budaya hierarki pada seluruh pegawai, dimana dalam tipe budaya ini memfokuskan organisasinya pada masalah internal dan memiliki orientasi terhadap stabilitas. Tampak adanya kecenderungan perubahan menuju Budaya adhocracy biasanya mempromosikan komunikasi dan kolaborasi yang terbuka antar pegawai dari berbagai tingkatan dan departemen. Hal ini dapat membantu meningkatkan kerjasama tim, pemecahan masalah yang efektif, dan pengambilan keputusan yang lebih baik. Budaya adhocracy dapat membantu organisasi menjadi lebih adaptif dan lincah dalam menghadapi perubahan lingkungan yang cepat. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject BUDAYA ORGANISASI en_US
dc.subject OCAI en_US
dc.subject DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA KOTA BANDUNG en_US
dc.title Analisis budaya organisasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung menggunakan Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI) en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM6072001029
dc.identifier.nidn/nidk NIDK8926060022
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI607#Ilmu Administrasi Publik


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account