Abstract:
Pertumbuhan populasi di Indonesia yang semakin cepat setiap tahun tidak seimbang dengan
jumlah rumah yang tersedia. Kementerian PUPR telah mengembangkan teknologi beton
pracetak RISHA, RUSPIN, dan BRIKON untuk mengatasi masalah backlog tersebut.
Kementerian PUPR juga memiliki visi untuk menciptakan lapangan kerja dengan menggandeng
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang kemudian akan dilatih dan disetifikasi
sebagai aplikator untuk memproduksi cetakan dan/atau panel RISHA, RUSPIN, dan BRIKON
dan/atau mengerjakan konstruksinya. Nyatanya, produk yang diproduksi oleh aplikator dibeli
oleh PUPR dengan harga yang ditetapkan sendiri oleh PUPR sehingga menyebabkan aplikator
tersebut mendapatkan keuntungan yang sangat terbatas. Oleh karena itu, aplikator harus
memiliki strategi untuk mendapatkan keuntungan dengan harga yang telah ditentukan tersebut.
Salah satu caranya adalah dengan mengoptimasikan produksi dari masing-masing jenis teknologi
dan menentukan teknologi mana yang paling menguntungkan. Sebelumnya, parameterparameter
yang akan memengaruhi tersebut akan dikaji lebih lanjut berdasarkan kajian literatur,
wawancara, serta observasi di lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikator
berpotensi mendapatkan keuntungan paling besar dengan memproduksi RUSPIN dibandingkan
jenis teknologi yang lain, dengan model optimasi keuntungan yaitu, Z= 131.000 X1 + 181.000
X2.