dc.description.abstract |
Kinerja operasional adalah pengukuran untuk melihat nilai dan pertumbuhan perusahaan.
Ekonomi Indonesia sangat bergantung kepada bisnis keluarga seperti korporasi, startup, dan
yang paling penting yaitu UMKM untuk berkontribusi kepada PDB Indonesia. Riset
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia menyatakan UMKM
berkontribusi kepada PDB sehingga 60,5%. Namun UMKM sendiri masih mempunyai
masalah dalam pencapaian tujuan operasional mereka seperti keterbatasan sumber daya,
sistem keamanan yang tidak aman, kecurangan yang dilakukan karyawan, dan lain-lain.
Masalah tersebut mengakibatkan UMKM untuk tidak memiliki pengendalian internal yang
baik sehingga banyak sekali risiko-risiko yang akan timbul dalam perusahaan. Dengan itu,
UMKM harus menerapkan pengendalian internal yang baik dan memadai supaya mereka
dapat mencapai efektivitas kinerja operasional dan berkembang.
Dalam penelitian ini, akan dilakukan analisis pada pengendalian internal serta
risiko pada sebuah UMKM. Pengendalian internal membutuhkan lima komponen yaitu control
environment, risk assessment, control activity, information and communication, dan
monitoring untuk melancarkan operasi pengendalian internal. Manajemen risiko juga sangat
penting dan bermanfaat untuk memastikan pengendalian internal telah berjalan dengan efektif.
Langkah manajemen risiko adalah risk identification, risk assessment, risk response, dan risk
monitoring. Penerapan pengendalian internal akan mencapai efektivitas kinerja operasional
perusahaan dan mengurangi risiko yang muncul pada perusahaan.
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dan jenis penelitian
merupakan penelitian terapan. Studi kasus akan dilakukan kepada perusahaan dagang Express
Motor sehingga dapat menemukan kelemahan dari pengendalian internal perusahaan sehingga
dapat menentukan strategi yang efektif dan efisien. Pengumpulan data akan dilakukan melalui
wawancara, observasi, dokumentasi, pada perusahaan serta studi literatur untuk mendukung
hasil pengumpulan data. Lalu hasil pengumpulan data akan diukur menggunakan teknik
maturity level untuk pengendalian internal dan risk matrix level untuk risiko-risiko
operasional. Dari hasil tingkat maturity level, langkah berikutnya akan dirata-ratakan untuk
masing-masing prinsip dan komponen pengendalian internal perusahaan sehingga akan
ditampilkan dengan diagram spider web. Untuk risk matrix level, setelah mengetahui tingkat
kriteria likelihood dan kriteria impact, langkah berikutnya adalah dengan melakukan perkalian
antara dua kriteria tersebut. Semakin tinggi hasilnya maka risiko tersebut harus diberikan
solusi secepatnya.
Hasil dari penelitian ini perusahaan dagang Express Motor masih memiliki
sistem pengendalian internal yang kurang efektif, terutama pada komponen risk assessment.
Hal ini disebabkan karena perusahaan tidak memiliki sistem teknologi yang canggih, tujuan
yang terarah, tidak ada kebijakan, dan lain-lain. Rekomendasi yang telah diberikan kepada
perusahaan terdapat sebelas, yaitu adalah membuat kebijakan peraturan, kebijakan standar dan
prosedur, struktur organisasi, dokumen atau laporan secara digital, laporan risiko, merekrut
ahli teknologi, meningkatkan sistem keamanan, meningkatkan sistem komunikasi, pembuatan
SOP pengumpulan informasi dan evaluasi. Untuk risiko operasional, telah ditemukan
sebanyak dua belas risiko dalam perusahaan. Hasilnya terdapat dua risiko mencapai tingkat
“ekstrem” sehingga harus diperbaiki secepatnya, enam risiko mencapai tingkat “tinggi”, tiga
risiko mencapai tingkat “moderat”, dan satu risiko mencapai tingkat “rendah”. Setiap risiko
yang timbul dalam perusahaan, perusahaan harus menentukan aksi untuk mengurangi dan
melakukan pemantauan terhadap risiko tersebut, terutama terhadap risiko yang paling
berdampak. |
en_US |