dc.description.abstract |
Keindahan alam dan budaya Indonesia merupakan modal utama untuk mengembangkan perekonomian Indonesia melalui bidang pariwisata. Pariwisata berkontribusi terhadap PDB 2018 sebesar 4,5% yang kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2019 menjadi 4,8%. Pariwisata juga menyumbangkan devisa bagi Indonesia sebanyak US$17 miliar yang selanjutnya meningkat menjadi US$20 miliar pada tahun 2019. Sektor pariwisata juga menyerap tenaga kerja sebanyak 13 juta pekerja pada 2019 yang mana angka tersebut merupakan 10,3% dari jumlah pekerja nasional. Namun, pandemi Covid-19, yang menyerang sistem pernapasan manusia, melanda di seluruh dunia. Wabah ini muncul pertama kali di Wuhan, China pada Desember 2019. Di Indonesia sendiri, kasus pertama terjadi pada Maret 2020 di Depok, Jawa Barat. Untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, upaya yang dilakukan adalah membatasi mobilitas masyarakat, yang disebut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Berlakunya kebijakan PSBB membuat pola hidup masyarakat mengalami banyak perubahan. Hal ini berdampak bagi banyak aspek, terutama aspek ekonomi. Beberapa kegiatan operasional harus dikurangi atau berhenti sementara karena kebijakan ini. Akibatnya, produktivitas berkurang, angka kemiskinan dan pengangguran meningkat, dan terjadinya ketidakstabilan perekonomian di dunia. Pentingnya sektor pariwisata sebagai sumber pendapatan dan sumber nafkah bagi warga Indonesia menjadi landasan penting untuk mendeteksi gejala finansial distress pada perusahaan sektor pariwisata. Gejala finansial distress dispesifikasi pada industri tourism & Recreation yang mengalami dampak besar pasca Covid-19. Deteksi finansial distress diukur melalui leverage dan likuiditas sebagai indikasi awal terjadinya finansial distress. Penelitian ini dilakukan pada industri tourism & recreation yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2023. Metode penelitian yang digunakan adalah metode hypothetico deductive dengan jenis kuantitatif dan kausal. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif yang merupakan data sekunder. Adapun objek pada penelitian ini terdiri dari financial distress, leverage dan likuiditas dengan sampel penelitian terdiri dari 33 perusahaan industri tourism & recreation yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2023 yang diperoleh dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan analisis regresi data panel dengan program EViews versi 12.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap financial distress pada perusahaan sektor tourism & recreation yang terdaftar di BEI periode 2018-2023 dengan nilai sig. 0.4724 > 0.05, sehingga hipotesis pertama ditolak. Sedangkan pada likuiditas menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap financial distress dengan nilai sig. 0.0000 < 0.05, sehingga hipotesis kedua diterima. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menganalisis penyebab tidak terjadinya pengaruh yang signifikan antara variabel leverage dengan financial distress. Selain itu penelitian sejenis juga dapat dilakukan dengan memperluas keterbatasan yang ada pada penelitian ini. |
en_US |