Abstract:
Sebanyak 56,5% dari seluruh 240 juta penduduk Indonesia adalah kelas menengah, dapat diperkirakan bahwa permintaan untuk pembangunan akan meningkat secara signifikan (Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR, 2013). Dibutuhkan pembangunan di wilayah baru atau ekspansi agar kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi (Samosir, Siagian, Nst, & Frisnoiry, 2023). Beton yang merupakan material utama pada proyek konstruksi memiliki keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan tersebut karena sifat beton yang membutuhkan waktu hingga menghasilkan kekuatan yang direncanakan. Teknologi beton pracetak dapat dijadikan solusi untuk permasalahan tersebut karena mengurangi penggunaan sumber daya dan biaya pengerjaan. Namun penerapan teknologi pracetak ini dirasakan masih relatif terbatas di industri konstruksi nasional, penggunaan beton pracetak masih minim di kalangan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penerapan teknologi beton pracetak dengan mengidentifikasi motivasi dan hambatan penggunaan beton pracetak. Data yang digunakan merupakan data sekunder hasil dari studi literatur, dan data primer yang didapat dari wawancara. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif, dengan teknik analisis data spradley. Enam responden terlibat pada penelitian ini untuk membahas 18 faktor yang mempengaruhi motivasi dan hambatan penggunaan beton pracetak pada proyek konstruksi. Hal-hal yang menjadi motivasi dalam penggunaan beton pracetak adalah fleksibilitas desain modul, ketersediaan sumber daya manusia, kepraktisan pemasangan dan penyambungan, kerumitan perbaikan komponen dan proses konstruksi yang ekonomis serta beberapa faktor lain seperti estetika, ramah lingkungan dan terjaminya K3. Sebagian besar hambatan yang muncul karena pemanfaatan sistem pracetak yang salah sehingga muncul permasalahan. Komponen beton pracetak perlu direncanakan dengan matang karena hal tersebut berhubungan pada proses pemasangan dan sambungan serta perbaikan jika terjadi kerusakan. Tidak banyak tenaga ahli pracetak karena tidak ada pedoman khusus yang baku mengenai sistem beton pracetak rangka struktur. Juga tidak banyak investor yang berani industrialisasi sistem beton pracetak karena minimnya permintaan masyarakat.