dc.description.abstract |
Sertifikat laik fungsi (SLF) merupakan dokumen resmi yang diterbitkan oleh pemerintah kepada pemilik bangunan sebagai bukti bahwa bangunan tersebut telah memenuhi persyaratan teknis dan memiliki fungsi yang sesuai dengan peruntukannya. Sertifikat dapat diperoleh berdasarkan persyaratan kelaikan sebelum dioperasikan dan diketahui masih banyak bangunan gedung yang belum melaksanakan SLF. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kondisi secara umum penerapan SLF, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan SLF, dan menawarkan strategi yang dapat mendorong penerapan SLF di Kota Bandung. Metode yang digunakan adalah SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) yang digunakan untuk mengelompokkan faktor-faktor yang berpengaruh dan Analytic Hierarchy Process (AHP) yang digunakan untuk menentukan bobot tingkat kepentingan guna menentukan peringkat kriteria dan subkriteria yang berpengaruh dalam penerapan SLF. Hasil didapatkan bahwa kondisi secara umum setelah diterbitkan peraturan tahun 2018 ada perbandingan penurunan dalam penerapan SLF. Terdapat 23 faktor yang diidentifikasi dan diperoleh kriteria “Eksternal” berada di posisi teratas terdapat subkriteria “Ancaman” dan diikuti secara berurutan oleh “keberadaan kebutuhan SLF sebagai persyaratan dari pihak lain “dengan bobot 12,64%, “kesadaran pemilik/pengelola gedung masih kurang” dengan bobot 9,77%, dan “tidak memahami manfaat dari SLF bagi bangunan gedung” dengan bobot 8,77%. Tindakan selanjutnya berdasarkan hasil penelitian ini yaitu memfokuskan faktor-faktor yang penting dalam penerapan SLF dan menerapkan penyuluhan pemahaman pada masyarakat mengenai SLF. |
en_US |