Abstract:
Pemerintah memiliki rencana akan membangun kawasan Aerotropolis, yaitu sebuah kota dengan topologi infrastruktur dan ekonomi yang berpusat pada bandara dengan tujuan mendukung kemajuan perekonomian daerah setempat yang berada di Yogyakarta International Airport. Potensi lalu lintas bandara yang pesat membuat pembangunan hotel yang direncanakan dapat menjadi fasilitas bagi pengujung dari pemunduran jadwal keberangkatan pesawat akibat keadaan tertentu seperti cuaca buruk (incidental). Pengembangan hotel bandara ini diterapkan dengan pendekatan lokalitas Budaya Jawa. Lokalitas Budaya Jawa menghidupkan kembali suasana elemen tradisional dengan membuat bentuk dan pola- pola bangunan lokal. Jadi isu yang diangkat adalah konsep lokalitas, konsep desain hotel, dan pedoman desain hotel. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif serta beberapa studi kasus untuk menghasilkan pedoman perancangan yang mengembangkan potensi dan solusi kontekstual kawasan. Studi analisis yang dilakukan menggunakan teori- teori dengan pendekatan anatomi arsitektur dan pendekatan lokalitas Budaya Jawa. Konsep hotel aerotropolis ini menggunakan peraturan daerah setempat dan persyaratan hotel. Hasilnya ada lima aspek anatomi arsitektur dan tiga wujud budaya yang mempengaruhi lokalitas Budaya Jawa. Aspek anatomi arsitekturnya yaitu lingkup lingkungan, lingkup tapak, lingkup bangunan, lingkup bentuk, dan lingkup material, sedangkan aspek wujud budayanya yaitu wujud ide, aktivitas, dan artefak. Pedoman perancangan tersusun dari aspek- aspek ini yang menghasilkan kriteria konsep bangunan. Hasilnya terdapat lima konsep arsitektur, yaitu konsep sumbu imajiner gunung- laut, kiblat papat kalima pancer, bangunan arsitektur jawa, ornamen batik kawung, dan material lokal bertujuan dapat memberikan kesan bangunan yang menyatu dengan kawasan dan tetap melestarikan Budaya Jawa.