Abstract:
Keretakan yang terjadi pada mortar dapat mengurangi kekuatan dan mempengaruhi usia mortar itu sendiri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, dapat digunakan material mortar self-healing. Mortar self-healing merupakan material yang terdiri dari agregat halus, semen, dan air yang dapat memperbaiki mortar itu sendiri. Material tambahan yang digunakan untuk memperbaiki mortar adalah bakteri Bacillus subtilis sebagai healing agent. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kadar bakteri Bacillus subtilis dalam memperbaiki keretakan berdasarkan variasi kadar bakteri dan umur pengujian. Pada penelitian ini, akan dilakukan penelitian terhadap kekuatan lentur, nilai UPV dan proses penutupan artificial crack berdasarkan mortar tanpa kadar bakteri dan mortar dengan variasi kadar bakteri 1%, 1,5%, dan 2%. Semakin besar kadar bakteri, maka keretakan yang terdapat pada mortar dapat diperbaiki dengan lebih baik. Berdasarkan pengujian kekuatan lentur dan pengujian UPV yang direndam dengan variasi 14 hari dan 28 hari setelah terdapat keretakan, diperoleh hasil perendaman yang lebih baik pada 28 hari. Pengujian kekuatan lentur yang direndam selama 28 hari memperoleh nilai pada benda uji dengan variasi tanpa kadar bakteri (0%) sebesar 23,106 MPa, variasi kadar bakteri 1% sebesar 16,933 MPa, variasi kadar bakteri 1,5% sebesar 22,31 MPa, dan pada variasi kadar bakteri 2% sebesar 25,696 MPa. Pengujian UPV pada benda uji balok mortar tanpa kadar bakteri memperoleh nilai 3985 m/s, benda uji balok mortar variasi kadar bakteri 1% memperoleh nilai 3787 m/s, benda uji balok mortar variasi kadar bakteri 1,5% memperoleh nilai 3752 m/s, benda uji balok mortar variasi kadar bakteri 2% memperoleh nilai 3670 m/s. Pada pengujian artificial crack, diperoleh hasil semakin banyak kadar bakteri maka artificial crack dapat tertutup dengan lebih baik.