Abstract:
Self healing adalah salah satu terobosan teknologi di bidang konstruksi dan material. Salah satu material yang dapat menggunakan konsep dari self healing adalah mortar. Konsep dari self healing sendiri adalah material yang dapat menyembuhkan atau memulihkan sendiri kerusakan yang terjadi, dengan menambahkan sebuah bakteri atau organisme seperti bacillus subtilis. Sehingga dengan material dapat memulihkan sendiri kerusakan baik berupa retakan atau patahan, maka akan mengurangi biaya dan tenaga yang digunakan untuk proses perawatan dan perbaikan secara konvensional. Mortar self healing merupakan campuran pasir, semen dan air yang diberikan tamabahan bakteri bacillus subtilis dalam campuran mortar tersebut. Pencampuran bakteri ke dalam campuran mortar menggunakan metode langsung artinya bakteri dalam bentuk larutan dituangkan langsung ke dalam campuran mortar. Pada penelitian ini, bakteri yang digunakan adalah bacillus subtilis dengan variasi kadar bakteri terhadap agregat halus dimana variasi yang digunakan terdapat empat variasi yaitu : variasi I dengan 0% bakteri, variasi II dengan 1% bakteri, variasi III dengan 1,5% bakteri dan variasi IV dengan 2% bakteri.Variasi kadar bakteri ini akan diuji dengan dua pengujian yaitu kekuatan tekan dan modulus elastisitas. Berdasarkan hasil pengujian kekuatan tekan pada hari ke-28 diperoleh nilai 35,046 MPa, 32,181 MPa, 31,477 MPa dan 29,654 MPa. Sedangkan, untuk hasil pengujian modulus elastisitas pada hari ke-28 diperoleh nilai 20751,619, 17410, 534 MPa, 16479,62 MPa dan 15950,269 MPa. Dari hasil pengujian poisson’s ratio diperoleh antara 0,239-0,274. Terakhir, dari nilai modulus geser diperoleh nilai 8373,667 MPa, 6829,607 MPa, 6582,790 MPa dan 6415,862 MPa. Maka pemberian bakteri ke dalam campuran mortar terjadi penurunan kekuatan mortar tetapi hal tersebut dapat diakibatkan dikarena water to cement ratio aktual yang berbeda setiap variasi.