dc.description.abstract |
Perkembangan teknologi memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam dunia konstruksi. Salah satu contohnya adalah pada pekerjaan pengecoran terdapat metode pekerjaan baru yaitu pengecoran menggunakan placing boom. Munculnya metode pekerjaan yang baru akan memunculkan pilihan bagi kontraktor, yang dimana setiap metode akan memiliki risiko tersendiri. Dibutuhkan proses pengendalian terhadap suatu risiko terutama pada risiko mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini diakibatkan karena sektor konstruksi menjadi penyumbang
terbesar angka kecelakaan kerja dengan 32% dari total seluruh kecelakaan kerja yang terjadi. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan proses analisis perbandingan manajemen risiko K3 antara metode pengecoran menggunakan bucket cor dan placing boom. Pada penelitian ini ditemukan 88 risiko terkait metode pengecoran menggunakan placing boom dengan 41 risiko tingkat mengenah dan 47 risiko tingkat tinggi. Untuk metode pengecoran menggunakan bucket cor teridentifikasi 33 risiko dengan 20 risiko tinggkat menengah dan 13 risiko tinggkat mengenah. Dari potensi risiko tersebut, direncanakan upaya respon risiko yang termasuk kedalam 2 kategori yaitu mitigasi dan alihkan. Respon risiko menerima risiko dilakukan karena sumber risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Dengan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi upaya respon risiko untuk
pekerjaan pengecoran menggunakan bucket cor sebesar 𝑅𝑝 499.572.000,00 dan
𝑅𝑝 503.219.000,00 untuk biaya respon risiko pekerjaan pengecoran menggunakan placing boom. Berdasarkan hasil analisis perbandingan, metode pekerjaan pengecoran yang direkomendasikan adalah pekerjaan pengecoran menggunakan bucket cor karena biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi respon risiko lebih sedikit dan jumlah risiko teridentifikasi yang jauh lebih sedikit daripada metode pengecoran menggunakan placing boom. Kata Kunci: bucket cor, manajemen risiko, pengecoran, placing boom, risikoPerkembangan teknologi memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia, tidak terkecuali dalam dunia konstruksi. Salah satu contohnya adalah pada pekerjaan pengecoran terdapat metode pekerjaan baru yaitu pengecoran menggunakan placing boom. Munculnya metode pekerjaan yang baru akan memunculkan pilihan bagi kontraktor, yang dimana setiap metode akan memiliki risiko tersendiri. Dibutuhkan proses pengendalian terhadap suatu risiko terutama pada risiko mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja. Hal ini diakibatkan karena sektor konstruksi menjadi penyumbang terbesar angka kecelakaan kerja dengan 32% dari total seluruh kecelakaan kerja yang terjadi. Oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan proses analisis perbandingan manajemen risiko K3 antara metode pengecoran menggunakan bucket cor dan placing boom. Pada penelitian ini ditemukan 88 risiko terkait metode pengecoran menggunakan placing boom dengan 41 risiko tingkat
mengenah dan 47 risiko tingkat tinggi. Untuk metode pengecoran menggunakan bucket cor teridentifikasi 33 risiko dengan 20 risiko tinggkat menengah dan 13 risiko tinggkat mengenah. Dari potensi risiko tersebut, direncanakan upaya respon risiko yang termasuk kedalam 2 kategori yaitu mitigasi dan alihkan. Respon risiko menerima risiko dilakukan karena sumber risiko tidak dapat dihilangkan sepenuhnya. Dengan biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi upaya respon risiko untuk
pekerjaan pengecoran menggunakan bucket cor sebesar 𝑅𝑝 499.572.000,00 dan
𝑅𝑝 503.219.000,00 untuk biaya respon risiko pekerjaan pengecoran menggunakan placing boom. Berdasarkan hasil analisis perbandingan, metode pekerjaan pengecoran yang direkomendasikan adalah pekerjaan pengecoran menggunakan bucket cor karena biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi respon risiko lebih sedikit dan jumlah risiko teridentifikasi yang jauh lebih sedikit daripada metode pengecoran menggunakan placing boom. |
en_US |