Abstract:
Konstruksi adalah industri yang sedang berkembang pesat. Mortar adalah salah satu material penting dalam konstruksi. Mortar kuat, kaku, mudah dibentuk, terjangkau, tapi rentan terhadap retak. Salah satu teknologi yang dikembangkan adalah teknologi self-healing dengan campuran bakteri Bacillus subtilis. Ketika terjadi retak bakteri Bacillus subtilis akan mengisi retakan dengan kalsium karbonat. Durabilitas mortar dipengaruhi lingkungan, campuran, proses, dan pekerjaan. Dengan teknologi self-healing, mortar dapat memperbaiki diri sendiri dan meningkatkan durabilitas terhadap keretakan dan deformasi, Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi kadar bakteri Bacillus subtilis terhadap tingkat penyerapan air dan VPV pada umur 28 hari. Penelitian ini menggunakan variasi kadar bakteri Bacillus subtilis sebesar 0% (normal); 1%; 1,5%; dan 2% dengan rasio air terhadap binder sebesar 0.5 dan perbandingan semen banding pasir sebesar 1:3. Dari pengujian diperoleh sorptivity ratio untuk variasi 0%; 1%; 1,5%; dan 2% sebesar 1,234; 1,3958; 1,6765; dan 2,15. Untuk persentase VPV variasi 0%; 1%; 1,5%; dan 2% sebesar 19,16%; 19,28 %; 19,76%; dan 19,82%. Dapat dilihat hubungan sorptivity ratio dan nilai VPV berbanding terbalik dengan nilai kuat tekan, dimana semakin kecil sorptivity ratio dan nilai VPV maka akan semakin besar nilai kuat tekan, begitu pula sebaliknya.